KOMPAS.com — Dosis pada obat adalah hal yang tidak bisa disepelekan. Kalau penggunaannya keliru, efek obat bisa tidak dirasakan, bahkan menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Namun, bagaimana jika minum obat dilakukan dalam keadaan tidak sadar? Konsumsinya bisa tidak sesuai dosis dan berujung pada penyakit lainnya.
Seperti yang dialami seorang wanita 55 tahun asal Inggris beberapa waktu lalu. Dia kehilangan penglihatannya setelah minum obat dengan dosis yang berlebihan selagi mengigau.
Wanita itu dilarikan ke unit gawat darurat setelah dia terbangun dari tidur dan tidak dapat melihat apa pun. Dia mengaku sedang dalam pengobatan untuk kram kakinya dengan obat kuinin sulfat.
Jenis obat tersebut sejatinya merupakan obat malaria yang sering diresepkan untuk mengobati kram kaki. Namun, obat tersebut juga memiliki efek samping, termasuk permasalahan mata.
Hari berikutnya, penglihatan wanita itu membaik secara signifikan, tetapi masih gelap dan tidak dapat mengenali warna. Setelah diteliti lebih jauh, ternyata dia minum obat kuinin sulfat dengan dosis berlebihan secara tidak sadar karena sambil mengigau. Dia baru menyadarinya setelah mendapati kotak obatnya telah kosong.
Konsumsi kuinin secara berlebihan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan sementara, bahkan kematian. Pada 1994, pengawas makanan dan obat Amerika Serikat (FDA) memperingatkan penggunaan obat ini untuk kram kaki karena risikonya lebih tinggi daripada manfaatnya. Namun, di Inggris, obat ini masih dipergunakan untuk mengobati penyakit non-malaria seperti kram kaki.
Wanita itu pun menjalani pemeriksaan mata yang mengungkap sel saraf mana yang rusak pada bagian dalam matanya. Satu bulan kemudian, wanita itu masih mengalami kesulitan untuk melihat, khususnya untuk penglihatan pusat (digunakan untuk membaca), tetapi penglihatan tepinya sudah cukup baik. Namun, keadaan tersebut tidak kunjung membaik setelah satu tahun.
Para peneliti mengatakan, dari kasus wanita itu, dapat diambil kesimpulan bahwa peresepan kuinin tidaklah tepat pada kelompok usia tua atau orang dengan kelainan mengigau.
"Kami memperingatkan peresepan obat ini dapat menyebabkan efek samping sehingga perlu dilakukan sesuai dengan aturan," tulis para peneliti dalam jurnal yang memuat laporan tersebut, British Medical Journal (BMJ).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.