WASHINGTON, KOMPAS.com - Penelitian meragukan keampuhan sabun antiseptik membunuh bakteri. Bahkan kandungan zat kimia dalam sabun antiseptik tersebut dinilai berisiko mengganggu hormon dan memicu bakteri yang resisten terhadap obat.
Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan hasil penelitian yang sudah dilakukan selama 40 tahun atas bahan kimia anti-bakteri yang sering dipakai sebagai komposisi sabun antiseptik dan sabun pembasuh badan, Senin (16/12/2013).
Penelitian juga mendapatkan peningkatan risiko yang muncul dari penggunaan bahan kimia untuk sabun itu. Food and Drug Administration (FDA) mengatakan, saat ini mereka sedang meninjau kembali keamanan penggunaan bahan kimia semacam triclosan untuk sabun.
Berdasarkan penelitian terbaru, zat-zat kimia itu justru mengganggu kadar hormon pemakainya dan memicu pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap obat.
Pernyataan awal FDA adalah mendukung hasil penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan zat antiseptik -kemungkinan terbaiknya- tidak efektif dan -kemungkinan terburuknya- mengancam kesehatan masyarakat.
"FDA akhirnya meminta industri menunjukkan bahwa produk ini lebih baik dari sabun (biasa) dan air. Dan data tidak membuktikan (keampuhan sabun antiseptik)," kata Stuart Levy dari Tufts University School of Medicine.
Industri jutaan dollar AS
Berdasarkan rancangan regulasi yang diusulkan Senin, FDA mengharuskan produsen membuktikan penggunaan sabun antibakteri memang aman serta lebih efektif dibanding sabun biasa dan air.
Produk yang terbukti tak aman dan efektif membunuh kuman sampai akhir 2016 akan didata ulang atau bahkan ditarik dari peredaran.
"Saya menduga ada banyak konsumen yang menganggap bahwa dengan menggunakan produk sabun anti-bakteri mereka melindungi diri dari penyakit, melindungi keluarga mereka," kata Wakil Direktur Pusat Obat-obatan FDA Sandra Kweder.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa (sabun antiseptik) itu benar-benar (efektif melebihi) sabun sederhana dan air," imbuh Kweder.
Namun seorang juru bicara produk sabun antiseptik mengatakan FDA punya data yang menunjukkan manfaat penggunaan produk-produk yang menggunakan zat antiseptik ini.
FDA memperkirakan perusahaan produsen sabun antiseptik butuh 112,2 juta hingga 368,8 juta dollar AS untuk mematuhi peraturan baru ini, termasuk mendata produk dan menghapus klaim pemasaran melalui pihak ketiga.
Aturan baru FDA tidak berlaku untuk produk pencuci tangan yang sebagian besar menggunakan alkohol sebagai bahan anti-kuman-nya alih-alih zat kimia anti-bakteri.
FDA akan mulai menerima data dari perusahaan dan para peneliti dalam setahun ke depan, sebelum seluruh aturan diterapkan penuh.