Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2014, 17:00 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber dailymail


KOMPAS.com
- Anak gemuk tidak lagi terlihat lucu saat risiko penyakit ternyata mengintai dari tubuh gemuknya. Itulah mengapa, perlu ada upaya khusus untuk menekan prevalensi kegemukan pada anak. Menurut sebuah studi baru, anak-anak yang makan di meja makan cenderung memiliki badan yang lebih langsing dibandingkan dengan anak-anak yang tidak.

Para peneliti mengatakan, anak-anak yang melayani diri mereka sendiri pada piring yang telah disiapkan di meja makan cenderung untuk makan lebih sedikit. "Anak-anak yang makan di meja makan juga belajar untuk mengenali rasa kenyang lebih cepat daripada mereka yang diberikan sepiring penuh makanan di depan televisi.

Ketua studi Brent McBride, direktur laboratorium perkambangan anak di University of Illinois mengatakan, makan dengan keluarga di meja makan memberikan anak kesempatan untuk belajar hal-hal seperti porsi dan pemilihan makanan.

"Ketika makan sudah disiapkan di piring, anak-anak tidak pernah belajar untuk mengenali tanda-tanda lapar pada dirinya. Dia akan kesulitan untuk mengatakan bahwa porsi yang disiapkan terlalu banyak untuknya," ujarnya.

Menurut McBride, pengasuh juga sering memaksakan untuk menghabiskan makanan yang ada di piring meskipun anak sudah kenyang. Padahal porsi yang disiapkan oleh pengasuh belum tentu sesuai dengan kemampuan anak.

Dalam studi yang dipublikasi dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics tersebut, peneliti melibatkan 100 anak-anak yang berusia dua hingga lima tahun di Amerika Serikat. Mereka menemukan, anak-anak yang terbiasa makan di meja makan rata-rata memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang makan di depan televisi.

Menurut peneliti, IMT yang lebih tinggi berkaitan dengan jumlah makanan yang lebih banyak di depan televisi. Tak hanya pada anak, para peneliti mengatakan hal yang sama juga terjadi pada orang dewasa.

Dipti Dev, lulusan ilmu nutrisi di University Illinois mengatakan, daripada bertanya, "sudahkah kamu selesai?", orangtua sebaiknya bertanya, "sudahkah kamu kenyang?". Kemudian bisa dilanjutkan dengan, "jika kamu masih lapar, kamu bisa menambah lagi."

"Bertanya dengan pertanyaan yang tepat pada anak akan membuat mereka belajar untuk "mendengarkan" sendiri petunjuk dari tubuh mereka," pungkas Dev.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau