Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tikus Ini Berpotensi Jadi Obat Kanker Masa Depan

Kompas.com - 17/01/2014, 14:35 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber dailymail


KOMPAS.com —
Kanker merupakan penyakit yang mematikan sehinggga pengobatannya pun memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang. 

Sebuah teroboson baru dalam bidang pengobatan kanker saat ini tengah dikembangkan oleh para ilmuwan. Pengobatan yang diklaim berpotensi "mengubah kehidupan" tersebut memanfaatkan sel imun kanker dari sejenis hewan bernama tikus mondok telanjang.

Tim ilmuwan telah melakukan studi selama 16 tahun untuk mempelajari tikus dengan nama ilmiah Heterocephalus glaber tersebut. Mereka meyakini, substansi tertentu dari sel mereka bermanfaat untuk menghancurkan kanker pada manusia dan mamalia lainnya.

Peneliti studi Aaron Avivi dari Haifa University, Israel, mengatakan, dalam 16 tahun periode studi, tim ilmuwan tidak pernah menemukan kanker apa pun pada tikus mondok telanjang. Berbeda dengan tikus lainnya yang paling tidak ditemukan dalam periode 20 tahun.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Biomedcentral (BMC) Biology tersebut menemukan, tikus mondok mengalami evolusi metabolisme yang sedikit banyak dipicu oleh lingkungan hidup mereka di dalam tanah.

Dalam studi ini, ilmuwan melakukan sejumlah percobaan pada tikus biasa maupun tikus mondok. Mereka mengekspos tikus-tikus dengan karsinogen poten untuk memicu tumbuhnya kanker dalam tubuh tikus. Hasilnya meski tikus biasa mengalami tumor, pada tikus mondok telanjang sama sekali tidak ditemukan sel kanker dalam tubuhnya.

"Tikus mondok telanjang tidak hanya resistan pada kanker yang terjadi secara alami, tapi juga dari kanker yang diinduksikan," ujar peneliti.

Menurut mereka, perlu adanya eksplorasi mekanisme hingga ke tingkat molekular yang dapat menjelaskan mengapa tikus mondok telanjang lebih mampu bertahan hidup pada lingkungan yang ekstrem. Serta, bagaimana sel imun di dalam tubuh mereka dapat menghindari kanker karena dapat membunuh sel kanker homolog maupun heterolog.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau