Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Gambar "Seram" Belum Ada di Bungkus Rokok

Kompas.com - 10/02/2014, 14:32 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com —
Peraturan Pemerintah (PP) No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan menyebutkan, mulai tahun 2014 seluruh rokok yang beredar di Indonesia harus menyertakan peringatan bahaya rokok disertai gambar menyeramkan dari akibat merokok pada bungkusnya. Hanya, hingga kini peringatan tersebut belum juga terlaksana.

Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti menjelaskan, belum terlaksananya peringatan tersebut dikarenakan masih perlunya evaluasi lebih jauh soal implementasi PP yang dikenal dengan istilah PP Tembakau tersebut. Menurutnya, implementasi PP tidak mudah karena menyangkut banyak pihak.

"Implementasi masih perlu dievaluasi dan direvisi supaya lebih tepat," ujarnya saat ditemui pada Sabtu (8/2/2014) di Jakarta.

Kendati demikian, Ali Gufron mengaku tidak ada penundaan soal implementasi PP Tembakau. Saat ini, lanjut dia, Kementerian Kesehatan tengah melakukan pengkajian lebih dalam lagi soal implementasi PP, terutama yang kaitannya dengan pihak-pihak terkait, termasuk industri.

Dalam peluncuran PP Tembakau Januari 2013 lalu, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, informasi dampak negatif asap rokok perlu disosialisasikan secara masif, salah satu caranya yaitu melalui peringatan bergambar.

Gambar-gambar tersebut terdiri dari gambar kanker mulut, gambar orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak, gambar kanker tenggorokan, gambar orang merokok dengan anak di dekatnya, dan gambar paru-paru yang menghitam karena kanker.

Menurut penelitian para ahli di Harvard School of Public Health tahun lalu, peringatan bergambar di bungkus rokok berupa gambar-gambar menyeramkan seperti kanker mulut dan tenggorokan dinilai lebih efektif untuk mengurangi keinginan merokok dibanding peringatan lewat tulisan.

Penelitian yang melibatkan 3.300 perokok tersebut menunjukkan, peringatan bergambar lebih kredibel, memiliki dampak lebih besar, dan menyebabkan munculnya keinginan berhenti merokok secara kuat dibanding peringatan berbentuk tulisan.

Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University College London menyatakan, cara paling efektif untuk membujuk remaja untuk tidak merokok adalah dengan menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang positif daripada memperingati mereka dengan hal yang bersifat menakut-nakuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau