Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru dan Siswa Dilibatkan untuk Melawan Demam Berdarah

Kompas.com - 29/03/2014, 12:57 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


Kompas.com - Penyakit demam berdarah yang selama ini lebih dikenal sebagai penyakit di musim hujan kini mulai bergeser. Anomali cuaca membuat penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini bisa menjadi penyakit yang terjadi sepanjang tahun.

Sebagai sebuah penyakit mematikan, demam berdarah belum dianggap serius oleh banyak orang. Padahal, penyakit ini lebih rentan jika diderita anak-anak.

Sampai saat ini tidak ada perawatan khusus bagi demam berdarah. Yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit ini adalah dengan melakukan pencegahan terus menerus.

Konsep 3M yakni menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, serta menimbun barang bekas agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk, masih digalakkan pemerintah untuk menekan angka penderita dan jumlah kematian akibat DBD.

Aksi pencegahan demam berdarah juga seharusnya dilakukan di sekolah-sekolah. Bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), perusahaan SC Johnson melakukan program pendidikan dan perubahan perilaku di 50 sekolah dasar di lima wilayah di Jakarta yang memiliki prevalensi DBD tertinggi.

Program yang disebut LawanDB tersebut menyasar anak-anak sekolah dan guru-guru untuk mendukung diterapkannya aksi pencegahan di sekolah dan di rumah.

"Tujuan dari program ini adalah meningkatkan kesadaran prublik dan menginspirasi perubahan perilaku dan mendorong mereka bergabung dalam perjuangan melawan demam berdarah dengan para jumantik cilik sebagai ujung tombaknya," kata Francisco F.Guerra, Vice President Developing Market Indonesia, SC Johnson, dalam siaran pers.

Program LawanDB ini akan terdiri dari aktivitas pelatihan guru SD dan para siswa sekolah kesehatan, pelantikan jumantik cilik yang melibatkan anak-anak dari berbagai sekolah di Jakarta, serta penelitian perilaku pencegahan demam berdarah yang dilaksanakan oleh IAMI dengan bantuan dari SC Johnson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com