KOMPAS.com - Makanan bersuhu ekstrem, yakni sangat panas atau sangat dingin, diketahui merupakan pemicu munculnya permasalahan gigi sensitif yang ditandai dengan rasa ngilu pada gigi. Namun permasalahan tersebut sebenarnya dapat dicegah dan diatasi sehingga makan makanan bersuhu esktrem pun tetap terasa nyaman.
Inilah yang ingin diwujudkan dalam Sensodyne Hot & Cold Food Festival, bahwa setiap orang bisa menikmati makanan sangat panas atau sangat dingin tanpa khawatir terjadinya gigi ngilu. Brand Manager Sensodyne Amanda Parikesit mengatakan, sesuai dengan tujuan acara ini maka festival ini pun memiliki slogan "enjoy tanpa ngilu".
"Kami ingin semua yang datang bisa menikmati makanan di Sensodyne Hot & Cold Food Festival ini tanpa khawatir permasalahan gigi sensitif. Makanya di sini ada sembilan pilihan sajian makanan panas, dan sembilan pilihan sajian dingin untuk membuktikannya," ujarnya pada media, Minggu (27/4/2014) di Jakarta.
Amanda menjelaskan, Sensodyne Hot & Cold Food Festival ini merupakan acara puncak dari program Sensodyne Challenge yang sudah dimulai sejak Juni 2013 lalu. Program tersebut merupakan ajakan untuk menyadari pentingnya mencari solusi bagi permasalahan gigi sensitif.
"Di sepanjang program, konsumen juga memberikan testimoni dan cerita seputar pengalaman mereka mencari solusi dari permasalahan ngilu akibat gigi sensitif," paparnya.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh IPSOS Tracking Studi 2013, prevalensi penderita gigi sensitif di Indonesia mencapai 43 persen. Sebagian besar kondisi tersebut terjadi pada usia produktif yaitu pada orang dewasa usia 20-40 tahun.
Sayangnya, karena permasalahan gigi sensitif datang dan pergi, seringkali orang tidak peduli dan cenderung tidak mencari solusi untuk mengatasinya. Padahal saat ngilu pada gigi menghampiri, rusaknya mood hingga menurunnya produktivitas menjadi taruhannya.
Sehingga Sensodyne pun berkomitmen untuk memberikan kampanye-kampanye yang secara kontinu guna meningkatkan kesadaran tersebut. Hingga saat ini, imbuh dia, program tersebut berhasil membebaskan sembilan juta konsumen dari permasalahan gigi sensitif. Amanda berharap jumlah ini akan terus bertambah seiring meningkatnya kesadaran pentingnya mencari solusi permasalahan gigi sensitif.
Dalam kesempatan yang sama, Jahezkiel Martua, GlaxoSmithKline Oral Health Care Expert Marketing, menjelaskan, permasalahan gigi sensitif didefinisikan sebagai perasaan ngilu yang pendek dan tajam karena dipicu oleh makanan bersuhu sangat panas, sangat dingin, hingga terlalu asam atau manis.
"Kondisi tersebut terjadi karena menipisnya enamel gigi hingga turunnya gusi, maka paparan makanan lebih mudah mencapai saraf. Inilah yang menyebabkan timbulnya rasa ngilu," jelas Eki, sapaan akrabnya.
Kendati demikian, Eki menekankan, gigi sensitif bukanlah penyakit, melainkan kondisi yang menyebabkan gejala yaitu ngilu. Sehingga solusinya adalah pengobatan yang bersifat simptomatis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.