Penyiar radio Amy Zein mengaku bangga sekaligus terharu ketika putranya Abiputra Prasetyo bisa mengucapkan kata pertamanya. "Kebetulan anak saya termasuk terlambat bicara, jadi waktu pertama kali dia bisa bicara saya langsung terharu walau kata pertamanya adalah cow alias sapi," katanya sambil tertawa.
Untuk mengapresiasi pencapaian Abi, panggilan sayang putranya, Amy langsung memeluknya. "Saya juga jadi bersemangat mengajarinya kata-kata lainnya," ujarnya.
Tumbuh kembang anak sejak lahir hingga balita memang sangat cepat. Baru saja si kecil belajar tengkurap, tak butuh waktu lama ia sudah mulai duduk, lalu berjalan, dan aktif berbicara. Namun sebenarnya di antara pencapaiannya itu ada banyak hal-hal kecil yang menjadi bagian dari proses belajarnya.
"Tumbuh kembang anak sebenarnya berlangsung smooth dan berkelanjutan. Anak-anak tidak tiba-tiba dari duduk langsung berdiri atau langsung bisa bicara. Sebelum itu ada perilaku tertentu yang akan mendukung tumbuh kembangnya," kata psikolog Roslina Verauli dalam acara peluncuran Frisian Flag Jelajah dan Karya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Vera mencontohkan, saat anak mulai belajar meniup, proses ini sebenarnya akan mendukung kemampuan bicaranya. "Anak bisa memegang pensil warna juga tidak terjadi begitu saja, sebelumnya ia baru bisa menggenggam lalu perlahan mulai bisa memegang dengan benar," kata Vera.
Ditambahkan oleh dr.Sudjatmiko, Sp.A, pada setiap periode memang akan selalu terlihat progesnya, terutama saat anak berusia kurang dari setahun. "Hampir setiap 2 minggu atau tiap bulan akan selalu ada hal baru," katanya.
Namun agar anak bisa mencapai tahapan tumbuh kembangnya dengan baik, kecukupan gizi sejak bayi dalam kandungan harus benar-benar diperhatikan. Dengan gizi seimbang, bayi akan tumbuh dengan optimal, termasuk kecerdasannya.
Momen Wow
Sebagai orangtua kita sering dibuat takjub dengan momen pertumbuhan anak tersebut. Momen ini bisa kita bilang sebagai 'Momen Wow'.
Vera mengatakan, tak ada salahnya jika kita merayakan 'momen wow' tersebut, apalagi keunikan tiap anak memberikan momen yang unik pula. "Perayaannya bisa memberi hadiah khusus, atau berupa pujian dan pelukan pada anak karena hal ini berdampak positif bagi perkembangan emosi anak," katanya.
Anak pun akan merasa bangga dengan dirinya, merasa kompeten, sehingga anak terdorong untuk makin terampil. "Yang ingin ditumbuhkan adalah rasa bangga dari dalam, secara emosional anak dibangun kekuatannya berkat pencapaian positifnya," katanya.
Emosi positif yang dimiliki anak karena ia mendapatkan pujian dari orangtua atau pengasuhnya, bisa menjadi bekal jangka panjang agar anak lebih berdaya menghadapi lingkungan sosialnya.
Merayakan momen ini, menurut Vera, juga bisa menjadi bonding antara orangtua dan anak. "Anak berusia 18-24 bulan butuh mengembangkan emosi lain, yakni perasaan bangga akan dirinya. Ia pun tidak akan ragu untuk menjelajah lebih dalam lagi kemampuannya," kata pengajar di Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara ini.
Bagi kebanyakan orangtua, konsep merayakan "momen wow" memang belum terlalu populer. Berbeda halnya dengan merayakan ulang tahun yang umumnya diperingati dengan memberikan hadiah istimewa.