Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerjasama Bidan dan Dukun untuk Tekan Kematian Ibu

Kompas.com - 18/12/2014, 13:43 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek berterima kasih kepada para bidan dan dukun yang telah bekerja sama menangani ibu melahirkan di desa-desa. Menurut Nila, kerja sama keduanya bisa menekan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB).

"Saya beterima kasih sekali kepada bidan yang kerja sama dengan dukun. Memang  dukun itu sangat dekat masyarakat," kata Nila saat memberi sambutan kegiatan Workshop Peningkatan Kesehatan Ibu dan Imunisasi di Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Dukun lebih dulu dikenal dan dipercaya masyarakat di pedesaan. Namun, dukun umumnya tidak mengenyam pendidikan seperti bidan.  Menurut Nila, dukun dan bidan bisa berbagi peran saat menangani para ibu yang melahirkan.

"Untuk itu bidan bekerja sama dengan dukun, menyebabkan ibu yang akan melahirkan bisa lebih tenang karena ada dukun dan bidan. Untuk keselamatan bisa dengan bidan, dan  untuk  kekuatan spiritual atau moralnya bisa didampingi oleh dukun," terang Nila.

Kemitraan antara bidan dan dukun sebenarnya sudah berjalan di beberapa daerah. Di Kabupaten Takalar di Sulawesi Selatan telah memiliki peraturan daerah tentang kemitraan bidan dan dukun bayi. Sejak adanya program kemitraan tersebut tahun 2010, angka kematian bayi dan ibu pun menurun.

Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, AKI masih tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidun, sedangkan AKB sebanyak 32 per 1000 kelahiran hidup. Dengan demikian, di Indonesia ditermukan sekitar 44 ibu meninggal dan 440 bayi meninggal setiap harinya.

Penyebab terbanyak kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, dan hipertensi dalam kehamilan. Sementara itu, kematian bayi kebanyakan disebabkan oleh berat bayi lahir rendah, asfiksia, diare,  pneumonia, serta sejumlah penyakit infeksi lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com