Hal itu dideklarasikan pada penutupan Konferensi Internasional Tempe dan Produk Terkait 2015, Selasa (17/2), di Yogyakarta. Rekomendasi itu dari Komisi Ilmu Rekayasa Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (Permi), Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan), serta Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI).
”Kami mendeklarasikan tempe baik, aman dikonsumsi, dan berdampak baik bagi gizi dan kesehatan manusia. Kami juga merekomendasikan tempe sebagai makanan pendamping ASI dan bermanfaat untuk dikonsumsi pada usia selanjutnya,” kata anggota Komisi Ilmu Rekayasa AIPI, Purwiyatno Hariyadi.
Rekomendasi tempe menjadi makanan pendamping ASI bagi bayi usia 6-24 bulan itu dihasilkan setelah mencermati sejumlah riset berbagai bidang. Contohnya, PATPI meneliti proses produksi dan keamanan tempe untuk dikonsumsi, Permi meriset ihwal proses fermentasi dalam pembuatan tempe, Pergizi Pangan meneliti kandungan gizi tempe, sedangkan KBI meneliti dan peran tempe bagi kesehatan dari sisi bioteknologi.
Untuk itu, pemerintah diminta mengembangkan pusat riset tempe terintegrasi. Menurut Ketua Komisi Ilmu Rekayasa AIPI FG Winarno, deklarasi tersebut untuk mendukung pengembangan tempe sebagai makanan unggulan Indonesia. Deklarasi dari perhimpunan ilmuwan itu perlu demi menegaskan tempe aman dikonsumsi dan bermanfaat.
Winarno menjelaskan, tempe merupakan makanan penghasil vitamin B12 termurah dan mudah didapat di Indonesia. Sumber makanan lain penghasil vitamin itu adalah daging. (HRS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.