Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2015, 12:40 WIB

KOMPAS.com - Bukannya merasa bugar setelah olahraga, tak jarang kita justru malah batuk-batuk usai melakukan olahraga tertentu, seperti lari. Kondisi ini disebut juga dengan batuk yang dipicu oleh olahraga (exercise-induced bronchocons/EIB).

EIB terjadi ketika saluran pernapasan yang terdapat di paru-paru mengalami penyempitan untuk sementara waktu sebagai respon aktivitas fisik yang menyebabkan peningkatan detak jantung.

"Kondisi ini akan membuat udara menjadi sulit untuk melewati ke paru-paru," kata Jonathan Parsons, MD, direktur Ohio State University.

Kondisi ini mirip dengan apa yang terjadi saat paru-paru terserang asma. Bahkan, EIB lebih dikenal sebagai "asma akibat berolahraga." Tapi tidak seperti asma pada umumnya yang dapat dipicu oleh berbagai hal seperti asap, serbuk sari, jamur, bulu hewan peliharaan, atau virus, EIB cenderung lebih sering muncul saat melakukan aktivitas berolahraga.

Kebanyakan penderita asma pernah mengalami gejala EIB dalam hidup mereka. "Jadi jika Anda memiliki asma, seharusnya Anda sudah tahu olahraga apa yang dapat menyebabkan beberapa kesulitan tersebut," kata Parsons.

Gejala

EIB bisa dialami juga oleh orang yang tidak menderita asma.  Gejalanya tidak spesifik, sehingga mirip dengan kondisi lain. Tapi gejala yang umum antara lain sesak napas, sesak di dada, batuk, kesulitan menghirup udara ke dalam paru-paru. Terkadang Anda juga mungkin akan merasakan daya tahan tubuh menurun atau rasa tidak nyaman pada perut.

Walau kebanyakan gejalanya bersifat ringan sampai sedang, namun serangan juga bisa berakibat parah, karena dengan tiba-tiba menghentikan proses bernapas Anda. Dalam beberapa kasus, Anda mungkin harus segera pergi ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan bantuan napas agar kondisi dapat kembali normal dan terkontrol.

Kapan terjadi

Parsons menjelaskan, biasanya EIB terjadi sekitar 10 sampai 15 menit setelah memulai melakukan aktivitas fisik.

Selain itu, jika Anda gemar melakukan aktivitas fisik yang dapat mempercepat denyut jantung maka hal tersebut dapat memicu timbulnya gejala EIB. Biasanya hal ini lebih umum terjadi pada atlet pelari dan perenang. Serangan EIB ini juga dapat terjadi jika Anda melakukan serangkaian kegiatan tanpa waktu istirahat.

EIB juga bisa kambuh saat Anda menghirup udara yang memiliki tingkat kelembaban cukup tinggi, contohnya pada saat musim hujan.

"Paru-paru Anda tidak suka udara kering. Jadi saluran pernapasan mencoba melembabkannya, dan ketika proses itu terjadi, maka akan mengakibatkan dehidrasi. Dehidrasi pada saluran penapasan memungkinkan terjadinya penyempitan," kata Parsons.

Jika Anda mengalami gejala tersebut, periksakan segera ke doketer. Biasanya pada tahap awal dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan paru-paru saat tubuh dalam kondisi istirahat. Kemudian, saat melakukan aktivitas fisik. Jika terdapat penurunan fungsi paru-paru setelah Anda berolahraga, maka kemungkinan Anda mengalami  EIB.

Dokter akan memberikan obat hirup seperti Albuterol, yang dapat membantu untuk membuka saluran pernapasan Anda sehingga dapat bernafas dengan lebih baik.

Namun ada cara yang lebih sederhana untuk mengantisipasi kambuhnya EIB, dengan melakukan beberapa tarikan napas panjang selama 15 sampai 20 menit sebelum Anda memulai berolahraga. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau