Dr. Julianty Kusuma SpOG menyebutkan, di seluruh dunia, satu perempuan meninggal dalam dua menit karena penyakit ini, sementara di Indonesia satu perempuan meninggal setiap jamnya.
Kanker merupakan penyebab kematian ke tujuh, dengan persentase 5,7 persen, dan diketahui sekitar 80 persen penderita kanker ada di negara berkembang.
"Kanker leher rahim merupakan masalah besar. Terdapat 500 ribu kasus baru setiap tahun, dan kira-kira 200 ribu wanita meninggal setiap tahunnya," ujar Julianty, Selasa (14/04/2015) dalam sosialisasi gerakan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara di Bengkulu.
Kanker leher rahim, ujarnya, dapat dicegah dengan melakukan diagnosis secara berkala. Pencegahan berikutnya yakni dengan menunda hubungan seksual saat remaja, membatasi jumlah pasangan berhubungan seksual dan menolak berhubungan dengan penderita kutil kelamin.
"Kunci utama adalah melakukan screening atau pemeriksaan penapisan pada wanita berusia 18-65 tahun yang sudah melakukan hubungan seks. Dapat juga melakukan pencegahan dengan pemberian vaksin pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual maupun pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual," imbuhnya.
Pemerintah saat ini telah menyediakan fasilitas diagnosa kanker yang tersebar di Puskesmas yang telah ditentukan. "Ada baiknya fasilitas yang telah disiapkan pemerintah itu dimanfaatkan untuk melakukan screening kesehatan," demikian Julianty.
Gejala kanker yang perlu diwaspadai adalah perdarahan vagina yang bersifat abnormal, seperti perdarahan setelah bersenggama, perdarahan setelah menopause, perdarahan dan bercak darah antara periode menstruasi, dan menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya. Rasa sakit saat bersenggama dan keputihan yang tidak normal juga perlu diwaspadai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.