Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendarahan Sulit Berhenti, Begini Pertolongan Pertama pada Pasien Hemofilia

Kompas.com - 17/04/2015, 16:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Hemofilia merupakan penyakit kelainan pendarahan yang disebabkan oleh faktor genetik. Penderita hemofilia kerap mengalami pendarahan yang sulit berhenti karena kurangnya faktor pembekuan darah.

Ada empat langkah yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama jika mendapati penderita hemofilia yang mengalami pendarahan.

Dokter spesialis anak Djajadiman Gatot dari Divisi Hematologi Onkologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), mengatakan, empat langkah tersebut biasa disingkat RICE (rest, ice, compression, dan elevation).

“Harus segera mendapat pertolongan kurang dari waktu dua jam. Kalau tidak, risiko cacat makin besar,” ujar Gatot dalam diskusi di Jakarta, Rabu (15/4/2015).

Langkah pertama, yaitu rest atau istirahat. Jangan biarkan pasien hemofilia berjalan ketika persendiannya mengalami pendarahan. Kedua ice, yaitu mengompres bagian yang mengalami pendarahan dengan air dingin atau es batu yang dibalut dalam kain atau handuk. Hal ini untuk membantu memperlambat pendarahan dan sedikit mengurangi rasa sakit.

Selanjutnya, compression atau menekan bagian yang terluka dengan perban elastis. Persendian yang mengalami pendarahan biasanya pada bagian lutut atau bagian sendi yang sering digerakkan. Hal ini pun dilakukan untuk menekan pendarahan.

Terakhir, yaitu meninggikan bagian yang terluka. “Kalau bisa menaikkannya lebih tinggi dari jantung,” kata Gatot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau