Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2015, 15:32 WIB
Dian Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Dailymail

KOMPAS.com – Kebiasaan menimbun barang di kamar tidur, seperti pernak-pernik hingga buku-buku lama dapat membuat kamar penuh sesak dan berantakan. Tanpa Anda sadari, kamar yang berantakan bisa menurunkan kualitas tidur.

Pada akhirnya, kurang tidur dapat meningkatkan stres, depresi, dan membuat kemampuan berpikir lebih lambat. Mereka juga akan merasa lelah dan mengantuk pada siang hari.

"Para penimbun barang biasanya memiliki masalah dengan pengambilan keputusan dan kemampuan kognitif,” ujar dokter Pamela Thacher, seorang psikolog di St Lawrence University, New York.

Penelitian menunjukkan, orang-orang yang selalu menimbun barang di kamar tidurya lebih sering memiliki masalah tidur, dibanding mereka yang kamarnya lebih rapi. Mereka yang kamarnya penuh sesak dan berantakan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep ini melibatkan 83 orang yang suka menimbun barang di kamar dan 198 orang yang kamarnya lebih rapi. Kualitas tidur para responden kemudian diukur menggunakan tes Sleep Habits Survey (SH) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

Hasilnya, orang-orang yang suka menimbun barang di kamarnya melaporkan lebih banyak masalah dalam tidur.

Kamar tidur seharusnya menjadi tempat yang paling nyaman untuk beristirahat. Sebelum tidur, rapikan dulu tempat tidur dan juga benda-benda di sekitarnya. Tak hanya rapi, kamar tidur juga harus bersih. Kualitas tidur yang baik, dipercaya dapat menjaga kesehatan tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau