Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2015, 19:35 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencuci tangan pakai sabun adalah satu satu cara untuk mencegah berbagai penyakit. Sayangnya, belum semua masyarakat memiliki kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Contohnya, setelah buang air kecil maupun besar di kamar mandi.

"Hanya sekitar 30 persen, terutama pria mencuci tangan setelah buang air di kamar mandi. Padahal kan itu banyak kuman-kuman," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto dalam acara Perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia oleh Lifebuoy di Jakarta, Kamis (15/10/2015).

Kamar mandi merupakan salah satu tempat berkembang biaknya kuman penyakit. Apalagi, kamar mandi atau toilet umum yang digunakan oleh banyak orang. Kuman maupun bakteri bisa dengan mudahnya berpindah tangan, jika tidak mencuci tangan pakai sabun. Sebenarnya, ada lima waktu penting untuk melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu sebelum makan, setelah buang air, setelah membersihkan anak yang buang air, sebelum menyiapkan makan, dan setelah menyentuh hewan.

Mencuci tangan pakai sabun seharusnya juga mengikuti cara yang benar agar lebih efektif membunuh kuman. Menurut rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada enam langkah mencuci tangan yang baik dan benar.

Enam langkah itu adalah ratakan sabun dengan menggosok kedua telapak kanan, letakkan telapak kanan di atas punggung tangan kiri dan sebaliknya, gosok sela-sela kedua jari tangan, gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci, gosok ibu jari kanan dengan diputar dalam genggaman telapak kiri dan sebaliknya, dan keenam, usapkan ujung kuku tangan kanan dengan diputar di telapak tangan kiri dan sebaliknya. "Jangan lupa mencuci tangannya dengan air mengalir dan sabun," lanjut Koesmedi.

Menurut Koesmedi, mencuci tangan pakai sabun harus menjadi kebiasaan semua masyarakat karena merupakan salah satu dari sepuluh indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada lima waktu penting juga terbukti dapat menurunkan penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau