Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2015, 09:01 WIB
Dian Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS,com – Orang dengan skizofrenia biasanya akan mengalami perubahan gaya hidup. Misalnya, tiba-tiba jadi suka merokok sepanjang hari, padahal sebelumnya tidak merokok sama sekali. Atau akan merokok lebih sering dari sebelumnya. Perilaku ini kerap ditemui pada orang dengan skizofrenia.

Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Psikiatri Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Nurmiati Amir mengatakan, hal itu bisa jadi salah satu efek samping obat untuk pasien skizofrenia.

“Yang tidak merokok jadi perokok karena pusat rasa senangnya diblok oleh obat itu, akibatnya dia merasakan senang dengan merokok. Jadi perokoklah. Enggak peduli dia tidak bekerja,” kata Nurmiati  di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (4/11/2015).

Obat-obatan yang menimbulkan efek samping tersebut pun sudah mulai ditinggalkan. Nurmiati mengatakan, kini sudah ada obat-obatan baru atau disebut obat generasi kedua yang tidak menimbulkan efek racun pada saraf.

Ia menjelaskan, pelayanan untuk pasien skizofrenia tak boleh hanya sebatas pemberian obat untuk menghilangkan gejala.  Perlu pengobatan yang komprehensif dan dipikirkan bagaimana pasien dapat kembali produktif ketika sudah pulang ke rumah dan lingkungan masyarakat.

“Tidak hanya obat, tapi rehabilitasi psikososial, bagaimana mengedukasi pasien dan keluarga, terapi okupasi untuk memberikan dia pekerjaan kembali, sehingga bisa berfungsi dengan baik. Mereka bisa kembali bekerja jika diobati dengan baik. Pengobatan yang baik bukan buang uang, tapi investasi supaya bisa kembali bekerja kembali,” jelas Nurmiati.

Untuk itu, Nurmiati pun berharap tak ada lagi stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa ini. Dukungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat membantu orang dengan skizofrenia pulih dan dapat kembali produktif.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com