Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2015, 19:01 WIB

KOMPAS.com - Penelitian membuktikan rata-rata perempuan akan mengalami kenaikan berat badan (BB) sekitar 6,3 kg dalam rentang 8,5 tahun setelah punya anak. Begitu juga ibu yang saat hamil BB-nya kurang dari ideal, ternyata 8,5 tahun kemudian masih menyisakan kelebihan BB rata-rata 4,1 kg.

Jadi, kalau tidak waspada dan peduli dengan BB pada masa prahamil dan semasa kehamilan,  perempuan bisa mengalami obesitas. Padahal obesitas yang telah menjadi epidemi di seluruh dunia ini biasanya diikuti pula dengan penyakit diabetes.

Berat badan ideal sangat bergantung pada tinggi badan seseorang. Salah satu parameter yang digunakan adalah Body Mass Index (BMI). BMI dihitung berdasarkan berat badan dalam satuan kilogram yang dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. BMI membuat pengategorian sebagai berikut:


Normal: berat = 18,5--24,9

Overweight: berat = 25--29,9

Obesitas: 30 atau lebih besar.

 

Contoh: BMI ibu 50 kg dengan tinggi badan 1,65 meter = 50/1,65 (2 kwadrat)= 18,4 kg/m2. Mengacu pada pengategorian di atas, maka berat badannya tergolong kurus.

Mayo Clinic menyebutkan, berat badan wanita saat hamil itu berbeda. Mereka sempat mengadakan survei pada ibu hamil di 46 negara dan mendapatkan hasil rata-rata berat badan wanita saat hamil.

Hasilnya adalah seorang wanita dengan berat badan ideal (BMI) harusnya naik sekitar 12 hingga 17 kilogram. Sedangkan, untuk wanita kurus yang berat badannya di bawah ideal harusnya naik sekitar 14 hingga 20 kilogram saat hamil. Sebaliknya untuk wanita obesitas, kenaikan berat badan normalnya tidak lebih dari 12 kilogram.

Calon ibu yang memiliki berat badan kurang (kurus), umumnya lebih sering mengalami anemia pada masa kehamilannya serta berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir bayi rendah.

Sedangkan diabetes kehamilan, preeklamsia, dan perdarahan setelah persalinan lebih jarang dijumpai pada ibu dengan berat badan rendah.

Risiko hipertensi kronik, diabetes kehamilan, atau preeklamsia lebih banyak mengintai ibu yang sebelum hamil sudah memiliki kelebihan berat badan. Kemungkinan lainnya, bayi-bayi dari ibu gemuk/obesitas berpotensi memiliki BB lahir lebih dari 4 kg sehingga mempunyai risiko jangka panjang untuk menderita diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi, serta lemak darah yang tinggi.

Dampak buruk lainnya adalah terjadinya kegagalan persalinan normal, cacat bawaan, dan kematian janin dalam kandungan pada usia kehamilan lanjut.

Pada ibu hamil yang gemuk/obesitas umumnya agak sulit dilakukan pemeriksaan ultrasonografis (USG) dan pengawasan detak jantung janin. Hal itu  disebabkan oleh lapisan lemak pada dinding perut yang tebal. Akibatnya, pengawasan selama kehamilan dan proses persalinan tidak bisa dilakukan secara optimal.

Untuk menjaga berat badan agar tetap ideal pada masa prahamil ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau