JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyatakan pengobatan jantung di Indonesia tak kalah dengan luar negeri.
Sayangnya, berobat ke luar negeri sering kali menjadi pilihan warga Indonesia, karena beranggapan teknologi dan keahlian dokter lebih baik daripada dalam negeri.
"Dianggapnya Indonesia teknologinya kalah. Padahal teknologi kita sama dengan negara lain. Yang terbaru itu TAVI atau penggantian katup, belum semua negara di Asia bisa melakukan ini," kata dr. Isman Firdaus, SpJP dalam jumpa pers acara Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA) 2016 di Jakarta, Jumat (15/4/2016).
TAVI merupakan cara untuk mengatasi masalah katup jantung tanpa operasi pembedahan. Terknologi terbaru lain yang akan dikerjakan di Indonesia, yaitu memasang alat pacu jantung tanpa kabel. Saat ini, Indonesia pun tak kalah dari Singapura dan Malaysia untuk pengobatan jantung.
Ketua PERKI dr. Anwar Santoso, SpJP menambahkan, dokter-dokter kardiologi di Indonesia selalu memperbarui ilmu baru dari luar negeri. Misalnya, sudah bisa dilakukan metode untuk meningkatkan harapan hidup pasien gagal jantung seperti Percutaneus Coronary Intervention (PCI), teknologi Cardiac Resynchronization Therapy (CRT), dan Left Ventricular Assist Device (LVAD).
"Selain itu, dalam bidang pembuluh darah, teknologi Thoracic Endovascular Aortic Repair (TEFAR) dan Endovascular Aneurysm Repair (EVAR) membantu pasien dengan kasus ini," urainya lagi, dalam konferensi pers Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association (ASMIHA) ke 25, di Hotel Ritz-Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (15/4/2016).
Untuk penyakit jantung pada anak seperti kelainan bawaan, bisa dilakukan teknologi Patent Ductus Arteriosus (PDA), Amplatz Duct Occluder (ADO), dan Amplatz Septal Occluder (ASO).
Untuk diagnosis penyakit jantung menjadi lebih akurat juga sudah ada Transthoracic echocardiogram (TTE), Transesophageal echocardiography (TEE), Cardiac Magnetic Resonance Imaging (CMRI) dan Radio Nuclear Imagin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.