KOMPAS.com - Sejumlah penelitian telah membuktikan, merokok bisa meningkatkan risiko kanker. Merokok bisa meningkatkan radikal bebas dalam tubuh yang memicu terjadinya pembentukan sel abnormal.
Sebuah penelitian di Inggris pun menunjukkan, setiap merokok 15 batang, ternyata bisa menyebabkan terjadinya satu mutasi DNA. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature. Penelitian ini didapat setelah memetakan kode genetik pasien kanker paru.
Peneliti mengidentifikasi 23.000 mutasi DNA yang disebabkan bahan kimia dari asap tembakau. Menurut peneliti, kerusakan tersebut terjadi akibat paparan asap rokok yang masuk ke dalam tubuh.
Semakin banyak mutasi DNA atau genetik tersebut dapat memicu terjadinya kanker. Terbentuknya sel yang tidak normal itu membutuhkan waktu cukup lama, yaitu puluhan tahun.
Dokter Andy Futreal dari Wellcome Trust mengatakan, kanker terjadi ketika sel yang tidak normal tumbuh di tempat yang tidak seharusnya.
Tak hanya pada perokok, mereka yang sering terpapar asap rokok juga berisiko mengalami mutasi DNA. Yang mengkhawatirkan, kerusakan DNA diduga bisa menurun ke generasi berikutnya.
Ketua peneliti, dokter Peter Campbell dari Wellcome Trust Sanger Institute di Cambridgeshire mengatakan, penelitian ini diharapkan dapat membantu menemukan penyebab kanker dan mengembangkan obat-obatan kanker sesuai dengan mutasi genetik yang terjadi.
Risiko utama terjadi kanker paru adalah merokok. Sebagian besar pasien kanker paru pun diketahui adalah perokok. Menurut peneliti, risiko kanker paru bisa menurun setelah 15 tahun berhenti merokok.
Peneliti menduga, sel pada paru-paru yang sebelumnya bermutasi kemudian digantikan oleh sel baru yang lebih sehat ketika seseorang berhenti merokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.