KOMPAS.com - Pil pelangsing menjadi andalan banyak orang yang ingin segera meraih penurunan berat badan dengan cepat. Sayangnya, obat-obatan tersebut bisa menyebabkan gangguan irama jantung yang berbahaya.
Kelebihan berat badan bisa menyebabkan detak jantung meningkat, dan peningkatan ini lama kelamaan melemahkan otot jantung dan memicu gagal jantung kongestif atau ketidakmampuan jantung memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh.
Detak jantung yang terlalu cepat juga menyebabkan tekanan darah terlalu rendah, sehingga bisa berakibat pingsan.
Mengonsumsi obat penurun berat badan bisa berakibat sama pada kondisi jantung. Ini karena obat pelangsing biasanya mengandung stimulan, yang membuat kita lebih waspada dan kurang nafsu makan.
"Obat yang menjanjikan peningkatan metabolisme, juga akan meningkatkan detak jantung. Pada orang yang rentan mengalami fibrilasi atrium (salah satu jenis gangguan irama jantung), stimulasi seperti itu akan memicu episode gangguan irama jantung.
Walau demikian, obat-obatan penurun berat badan tidak memicu efek samping. Dalam penelitian tahun 2013, pada orang yang obesitas dan sulit menahan nafsu makannya, obat-obatan bisa membantu mengurangi asupan makanan.
"Obat-obatan untuk mengontrol nafsu makan sangat penting pada upaya penurunan berat badan," kata Sue Decotiis, pakar penurunan berat badan di New York City.
Penggunaan obat pelangsing, menurut Decotiis, bisa dipakai pada tahap awal penurunan berat badan dan tiga tahun setelah penurunan bobot yang signifikan. "Terutama saat nafsu makan meningkat dan susah dikendalikan," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa obat pelangsing yang sudah disetujui Food and Drug Administration secara umum aman karena sudah diuji. Namun, jika Anda juga mengonsumsi obat lain, misalnya obat hipertensi atau penyakit jantung dan pembuluh darah, risiko dari efek sampingnya akan meningkat.
Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi obat yang tepat.
Obat-obatan pelangsing yang dijual bebas biasanya hanya menawarkan penurunan bobot dalam jangka pendek, dan berat badan akan naik lagi jika obat dihentikan.
Waspadai efek samping dari obat-obatan tersebut, misalnya ada diare, keluar minyak saat buang angin, atau nyeri perut. Waspadai juga jika detak jantung menjadi lebih cepat dari biasanya.
Obat pelangsing generasi lama, misalnya phentermine, diethypropion, bekerja dengan merangsang saraf adrenergic untuk menekan nafsu makan. Obat-obatan ini memiliki efek samping mulut kering, mual, dan emosi naik turun.
Efek samping lain meliputi palpitasi jantung, detak jantung tidak terkendali, peningkatan tekanan darah, nyeri dada, dan sesak napas.
Sebelum Anda memilih obat pelangsing, sebaiknya upayakan perubahan gaya hidup lebih sehat. Apa pun metode yang Anda pilih untuk menurunkan berat badan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter demi keamanan jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.