JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, memasang sekitar 500 lavitrap di area bandara untuk mencegah penyebaran virus zika. Lavitrap merupakan perangkap larva atau perindukan nyamuk buatan.
Melalui siaran tertulis, Kepala KKP dr. H.C. Susanto, MSA, Sp.KP mengatakan, pemasangan lavitrap di wilayah bandara diperlukan untuk mencegah perkembangan nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus Zika.
“Tujuan pengendalian vektor adalah upaya untuk menurunkan kepadatan populasi nyamuk Aedes sampai serendah mungkin sehingga kemampuan sebagai vektor menghilang," kata Susanto, Kamis (15/9/2016).
Lavitrap akan ditempatkan di area bandara yang rentan menjadi lokasi berkembangbiaknya nyamuk. Nyamuk Aedes dapat bertelur di lavitrap. Namun, larva yang tumbuh akan bergerak ke dasar dan terperangkap di bawah kasa.
Akhirnya, larva pun gagal berkembang menjadi nyamuk dewasa. Meskipun tetap tumbuh menjadi nyamuk dewasa, nyamuk tidak akan bisa terbang dan mati.
Sebab, masa inkubasi Virus Zika adalah 2-7 hari setelah terinfeksi virus ini. Gejalanya antara lain, demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, hingga mata merah. Beberapa orang yang terinfeksi juga tidak mengalami demam tinggi.
Tak tertutup kemungkinan virus zika juga menyebar di Indonesia. Apalagi, saat ini sudah ditemukan sekitar 250 kasus infeksi virus zika di Singapura, negara yang sangat dekat dengan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.