Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Susu Dapat Meningkatkan Kesehatan Tulang?

Kompas.com - 30/01/2017, 07:35 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru dari Swedia menguatkan penelitian sebelumnya yang manyatakan bahwa minum susu ternyata tidak banyak membantu kekuatan tulang, bahkan dapat membahayakan.

Studi ini menemukan korelasi antara konsumsi susu dalam jumlah banyak dengan meningkatnya kejadian patah tulang dan risiko kematian.

Meskipun korelasi sebab dan efeknya belum dapat dibuktikan, temuan ini mungkin dapat menjadi sinyal pentingnya mengurangi konsumsi susu harian Anda.

Baca juga: Cara Terdaftar Jadi Penerima Dana PIP, Siswa SD-SMA Ikuti Langkah Ini

Hubungan manusia dengan konsumsi susu pasca-bayi adalah sesuatu yang relatif masih baru. Bahkan, duapertiga populasi manusia masih kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk memecah laktosa dalam susu. Walhasil, ketika mengonsumsi susu terlalu banyak, mereka mengalami sakit perut.

Namun, bagi yang mampu minum susu tanpa keluhan apapun, mereka cenderung percaya bahwa susu dapat meningkatkan kesehatan tulang.

Negara-negara dengan tingkat osteoporosis tertinggi, seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Uni Eropa, adalah konsumen susu global terbesar. Mungkinkah sebenarnya susu tidak bermakna banyak untuk kesehatan tulang?

Baca juga: Apakah Niat Puasa Syawal dan Puasa Senin Kamis Boleh Digabung?

Untuk menjawab pertanyaan ini, tim peneliti Swedia meneliti pola makan dan kesehatan tulang 61.433 wanita dan 45.339 pria yang berumur antara 11 hingga 20 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi wanita, konsumsi susu yang tinggi tidak berhubungan dengan penurunan risiko patah tulang. Yang mengejutkan, wanita yang minum lebih dari tiga gelas susu sehari memiliki risiko kematian lebih tinggi daripada wanita yang minum kurang dari satu gelas susu setiap harinya.

Untuk para pria, peneliti menemukan hasil yang sama bahkan dengan asosiasi yang lebih jelas antara konsumsi susu tingkat tinggi dengan risiko kematian yang lebih tinggi.

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

"Hasil penelitian kami mungkin mempertanyakan validitas rekomendasi yang mengatakan bahwa konsumsi susu dalam jumlah banyak dapat mencegah patah tulang," kata penulis studi tersebut dalam siaran persnya.

" Hasil penelitian ini harus ditafsirkan dengan hati-hati mengingat desain observasional penelitian kami."

Namun, ada sedikit harapan bagi pecinta susu. Peneliti juga menemukan, asupan produk susu fermentasi dengan kadar laktosa rendah, seperti keju dan yoghurt, dapat menurunkan risiko patah tulang dan kematian, terutama di kalangan kaum wanita.

Baca juga: Diduga Liburan ke Jepang Tanpa Izin, Bupati Lucky Hakim Terancam Diberhentikan Sementara

Penelitian ini hanya menunjukkan pola hubungan antara konsumsi susu dan peningkatan konsekuensi kesehatan. Karena itu, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan.

"Ketika konsumsi susu meningkat secara global seiring dengan pembangunan ekonomi dan peningkatan konsumsi makanan sumber hewani, peran susu dan angka kematian perlu dibangun secara definitif sekarang juga," kata pemimpin penelitian, Karl Michaëlsson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Penurunan Arus Mudik Lebaran 2025: Analisis Data dan Penyebabnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau