Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Samping Obat Anti-Botak Ini Mengganggu Ereksi

Kompas.com - 13/03/2017, 11:45 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Obat antikerontokan rambut ternyata dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Pria yang mengonsumsi obat tersebut mengalami impotensi rata-rata empat tahun serampung pengobatan tersebut.

Gawatnya lagi, penderita tak mampu menjaga ereksi kendati sudah diberi Viagra untuk mencoba mengatasi masalah tersebut.

Para ahli saat ini mengatakan mengonsumsi finasteride adalah faktor risiko lebih besar daripada penyakit diabetes, tekanan darah tinggi dan merokok, dalam hal terjadinya gangguan ereksi.

Obat yang dijual dengan nama Propecia itu menurunkan kadar antigen spesifik prostat dan digunakan untuk mengatasi kerontokan rambut pada pria. Presiden AS Donald Trump juga diketahui mengonsumsi obat tersebut.

Periset dari Northwestern University Feinberg School of Medicine meneliti efek stimulan pertumbuhan rambut finasteride dan dutasteride.

Peneliti Dr Steven Belknap mengatakan,"Pria yang mengonsumsi finasteride atau dutasteride dapat mengalami disfungsi ereksi di mana mereka tak mampu memiliki ereksi normal selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun."

Kedua obat tersebut merupakan penghalang hormon pria yang mencegah testosteron diubah menjadi bentuk yang lebih aktif. Obat yang pertama diresepkan untuk pria yang mengalami kebotakan dan juga dijual dengan merek Proscar.

Obat yang kedua lazim dikenal dengan nama Avodart digunakan untuk mengecilkan ukuran prostat.

Dari 11.909 pria yang diteliti, 1,4 persen mengalami disfungsi ereksi persisten. Hal ini berlanjut rata-rata selama 1.348 hari. Efek lainnya adalah berkurangnya libido.

Sebelum studi ini diterbitkan di PeerJ, riset tentang efek seksual akibat konsumsi finasteride dan dutasteride jarang dilakukan. Juga belum ada bukti kuat bahwa mengonsumsi keduanya dalam jangka panjang meningkatkan risiko impotensi.

Tetapi peneliti menemukan di bawah usia 42 tahun yang menggunakan salah satu obat selama tujuh bulan mengalami risiko 4,9 kali lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com