KOMPAS.com - Ginjal adalah salah satu organ vital bagi tubuh manusia. Pentingnya organ ini terkait fungsinya sebagai penyaring darah dari berbagai racun atau limbah yang masuk ke tubuh.
Organ penting ini terletak di bawah tulang rusuk bagian belakang dan dekat dengan bagian tengah punggung pada kedua sisi tulang belakang.
Ginjal normal terdiri dari dua bagian atau sepasang, yaitu kiri dan kanan. Ukurannya kira-kira sekitar 10–12 sentimeter atau sebesar kepalan tangan.
Organ ginjal mengandung sekitar satu juta nefron yang merupakan saringan darah yang sangat kecil.
Melihat karakteristik tersebut, ginjal ini memang memiliki fungsi sebagai penyaring darah. Setiap harinya, ginjal bisa menyaring sekitar 200 liter darah.
Selain menyaring darah, organ tubuh ini juga dapat mengatur keseimbangan asam-basa tubuh, menyaring dan membuang limbah atau racun, konverter vitamin D dalam tubuh, mengatur sel darah merah, hingga mengendalikan keseimbangan air.
Oleh sebab itu, apabila ginjal seseorang mengalami kerusakan atau penurunan fungsi, ada banyak hal di dalam tubuh yang akan terganggu. Kondisi ini bisa disebut dengan penyakit ginjal kronis.
Sering tak disadari
Masalahnya, penyakit ginjal kronis tak selalu menimbulkan gejala. Inilah mengapa kita perlu mewaspadai penyakit ini.
Sebagian orang mungkin tak akan merasakan adanya tanda-tanda saat memiliki penyakit ginjal kronis tahap awal maupun tahap lanjut.
Melansir dari Web MD (14/12/2019), kebanyakan orang dengan penyakit ginjal kronis tak memiliki gejala dini.
Ini memang berbahaya karena kerusakan tubuh dapat terjadi tanpa disadari.
Namun, saat seseorang menderita penyakit ginjal kronis tahap lanjut, bisa jadi akan merasakan gejala seperti ini:
Bukan hanya orang dewasa, penyakit ginjal kronis juga bisa menyerang anak-anak. Sama seperti orang dewasa, anak-anak dengan penyakit ginjal kronis mungkin akan merasa cepat lelah dan mengantuk dari biasanya.
Nafsu makan mereka juga berubah turun dan badan tidak tumbuh seperti yang diharapkan.
Gejala muncul saat terjadi komplikasi
Sementara itu, melansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) (14/12/2019), penyakit ginjal kronis seringkali baru terdeteksi ketika komplikasi mulai menyebabkan masalah atau sudah terjadi gagal ginjal.
Dalam kondisi itu, tubuh tidak bisa menghilangkan cairan yang cukup dan produk-produk limbah metabolisme perlahan menumpuk.
Gejala dapat mempengaruhi sebagian besar tubuh, di antaranya:
Penyebab paling umum orang dewasa bisa mengalami penyakit ginjal kronis adalah diabetes dan tekanan darah tinggi.
Namun, kerusakan ginjal jangka panjang juga dapat disebabkan oleh beberapa hal lain, seperti:
Berisiko stroke
Orang dengan penyakit ginjal kronis memiliki risiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular seperti stroke atau serangan jantung.
Pasalnya, ginjal ini memainkan peran penting dalam produksi darah dan metabolisme tulang.
Ginjal yang rusak juga dapat menyebabkan anemia, masalah pembekuan darah dan kerusakan tulang.
Sementara, jika sampai gagal ginjal, produk-produk limbah di dalam tubuh akan menumpuk sangat banyak sehingga terjadi “keracunan dari dalam”. Istilah medis untuk masalah ini adalah uremia.
Untuk menemukan penyebab dan menentukan keparahan penyakit ginjal kronis, seseorang perlu memerhatikan hal-hal berikut ini:
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan tes tersebut, dokter nantinya dapat melihat bagaimana ginjal Anda berfungsi. Mudah-mudahan Anda termasuk yang tidak mengalami penyakit ginjal kronis.
https://health.kompas.com/read/2019/12/15/163000968/sering-tak-disadari-kenali-gejala-penyakit-ginjal-kronis