Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Vaksin DBD untuk Anak Sekolah akan Diuji Coba di Jaktim

Kompas.com - 16/02/2025, 13:17 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - DKI Jakarta merupakan daerah endemik demam berdarah. Kasusnya selalu ada sepanjang tahun dan cenderung meningkat di musim hujan. Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Kesehatan DKI berencana membuat percontohan program vaksinasi DBD untuk anak di Jakarta Timur.

Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, program pilot ini akan dilakukan di Jakarta Timur dengan menyasar anak-anak kelas 3 SD.

"Jakarta Timur termasuk dalam kasus DBD yang tinggi, walau tertinggi masih di Jakarta Barat. Kami telah menganggarkan untuk 10.000 dosis vaksin DBD gratis dan akan dilakukan di tahun 2025 ini," ujarnya yang ditemui dalam acara kampanye Langkah Bersama Cegah DBD di Jakarta (15/2).

Ia mengatakan, program percontohan penanggulangan DBD di Jakarta Barat dilakukan dengan melepaskan nyamuk ber-wolbachia.

Baca juga: Kemenkes: 6.050 Kasus DBD Awal 2025, Begini Cara Mencegahnya

"Semua upaya dilakukan untuk mencapai target nol kematian akibat DBD di tahun 2030," ujarnya.

Di awal tahun 2025, angka kasus DBD di Indonesia sudah mencapai 6000 kasus dengan 28 kematian. Pemerintah Indonesia terus berkomitmen dalam mengendalikan penyakit dengue melalui berbagai program, seperti pengendalian vektor, Gerakan 3M Plus, dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang diperkuat dengan edukasi berkelanjutan.

Peluncuran kampanye Langkah Bersama Cegah DBD di Jakarta (15/2).KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Peluncuran kampanye Langkah Bersama Cegah DBD di Jakarta (15/2).

Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, dr.Ina Agustina Isturini mengatakan, melawan dengue tidak bisa hanya dengan satu pendekatan saja. Apalagi, menurutnya kesadaran masyarakat untuk melakukan gerakan 3M masih kurang.

Baca juga: Pramono Janjikan Uang Operasional Jumantik dan Dasa Wisma Naik Dua Kali Lipat

"Implementasi 3M di lapangan beda-beda tiap wilayah. Ada masyarakat yang menanggap ini tugas petugas kesehatan, bukan tanggung jawab sendiri," paparnya.

Gerakan 3M Plus terdiri dari menguras,menutup, mendaur ulang, plus berbagai upaya mencegah gigitan nyamuk.

Tindakan pencegahan inovatif lain yang bisa dilakukan adalah melakukan vaksinasi DBD. Menurut Ina, meski belum ditanggung oleh pemerintah, tapi vaksin ini bisa direkomendasikan.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht mengatakan, di seluruh dunia sudah lebih dari 10 juta dosis vaksin dengue yang dipakai.

"Vaksin ini tersedia di 40 negara. Di Indonesia, vaksin ini direkomendasikan oleh para dokter untuk anak-anak, orang dewasa, dan para pekerja. Jadi vaksin ini direkomendasikan secara luas dan juga diterima secara luas," katanya.

Ia menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu pemimpin dalam memerangi dengue.

"Kita memiliki strategi nasional komprehensif yang sangat kuat, kita juga memiliki adopsi terhadap inovasi yang luar biasa. Namun upaya yang dilakukan masih belum cukup untuk membalikkan tren kasus DBD. Butuh upaya semua pihak," katanya.

Baca juga: Efektivitas Vaksin Dengue untuk Mencegah Demam Berdarah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Health
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Health
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Health
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Health
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Health
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Health
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Health
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Health
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Health
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Health
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Health
Kasus HIV di Thailand Naik Tajam, Anak Muda Jadi Kelompok Paling Rentan
Kasus HIV di Thailand Naik Tajam, Anak Muda Jadi Kelompok Paling Rentan
Health
BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem, Dokter Beri Tips Agar Tidak Mudah Sakit
BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem, Dokter Beri Tips Agar Tidak Mudah Sakit
Health
Artis Pakistan Ini Hidup Sendiri Ditemukan Meninggal Membusuk 9 Bulan
Artis Pakistan Ini Hidup Sendiri Ditemukan Meninggal Membusuk 9 Bulan
Health
Tips Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Kemarau Basah, Hindari Penyakit yang Mengintai
Tips Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Kemarau Basah, Hindari Penyakit yang Mengintai
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau