Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Penyebab Perut Sering Lapar Padahal Baru Saja Makan

KOMPAS.com - Pernahkan Anda merasa lapar lagi padahal baru saja makan besar?

Jika pernah, bisa jadi ada yang salah dalam penerapan pola hidup dan pola makan Anda.

Berikut ini beberapa alasan yang mungkin bisa membuat Anda terus merasa lapar padahal sudah makan:

1. Kurang konsumsi protein

Melansir dari Health Line, tubuh perlu memperoleh cukup asupan protein untuk mengendalikan nafsu makan.

Protein diketahui memiliki sifat mengurangi rasa lapar yang dapat membantu Anda secara otomatis mengonsumsi lebih sedikit kalori terutama di siang hari.

Protein bekerja dengan meningkatkan produksi hormon yang bisa menandakan rasa kenyang sekaligus mengurangi tingkat hormon yang merangsang rasa lapar.

Karena efek ini, Anda mungkin sering merasa lapar jika tidak makan cukup protein.

2. Kurang tidur

Cukup tidur terbukti sangat penting untuk kesehatan kita.

Hal itu dapat memengaruhi fungsi otak dan sistem kekebalan tubuh.

Cukup tidur juga menjadi faktor dalam pengendalian nafsu makan karena membantu mengatur ghrelin, yakni hormon perangsang nafsu makan.

Begitu juga sebaliknya, kurang tidur dapat menyebabkan kadar ghrelin dalam tubuh lebih tinggi.

Itulah mengapa Anda mungkin merasa lebih lapar ketika kurang tidur.

Sebuah penelitian mengungkapkan, 15 orang yang kurang tidur dalam 1 malam melaporkan secara signifikan merasa lebih lapar dari biasanya.

Mereka juga memilih ukuran porsi makan 14 persen lebih banyak dibanding kelompok yang tidur selama 8 jam semalam.

Cukup tidur diketahui juga membantu memastikan ketersediaan kadar leptin, yakni hormon yang mendorong perasaan kenyang.

Maka dari itu, Anda disarankan tidur 8 jam setiap malam agar rasa lapar itu bisa dikendalikan.

3. Terlalu banyak konsumsi karbohidrat olahan

Karena karbohidrat olahan tidak memiliki serat, tubuh Anda mencerna makanan itu dengan cepat.

Hal itu bisa jadi alasan juga mengapa Anda sering lapar padahal baru saja makan.

Salah satu sumber karbohidrat olahan yang paling populer adalah tepung. Seperti kita ketahui, bahan ini bisa berwujud roti, pasta, hingga gorengan.

Selain itu, makanan seperti permen dan minuman soda yang dibuat dengan gula olahan juga dianggap sebagai karbohidrat olahan.

Semua makanan itu tidak mempromosikan perasaan kenyang yang signifikan.

Selain itu, makan karbohidrat olahan dapat menyebabkan lonjakan gula darah dengan cepat.

Hal ini menyebabkan peningkatan kadar insulin, yakni hormon yang bertanggung jawab untuk mengangkut gula ke dalam sel.

Ketika banyak insulin dilepaskan sebagai respons terhadap gula darah tinggi, Anda akan kehilangan gula dari darah dengan cepat.

Kondisi itu dapat menyebabkan hipoglikemia, yakni penurunan kadar gula darah secara tiba-tiba.

Kadar gula darah yang rendah ini dapat menandakan bahwa tubuh Anda membutuhkan lebih banyak makanan.

Itulah alasan lain mengapa Anda mungkin sering merasa lapar. 

4. Diet rendah lemak

Lemak memainkan peran penting dalam membuat Anda kenyang.

Hal ini didasarkian pada sifat lemak yang dapat memainkan durasi waktu proses pencernaan.
Di mana, makanan yang dimakan akan tetap berada di perut untuk jangka waktu yang lama.

Selain itu, mengonsumsi makanan sumber lemak dapat menyebabkan pelepasan berbagai hormon yang mendorong rasa kenyang.

Karena alasan ini, Anda mungkin lebih sering merasa lapar jika melakukan diet rendah lemak.

5. Kurang minum

Minum cukup air memiliki beberapa manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan kesehatan otak dan jantung.

Selain itu, air dapat pula menjaga kulit dan sistem pencernaan tetap sehat.

Air putih juga cukup mengenyangkan dan berpotensi mengurangi nafsu makan ketika dikonsumsi sebelum makan.

Melansir NIH, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 14 orang yang minum 2 gelas air sebelum makan, asupan kalori mereka 600 kalori lebih sedikit daripada mereka yang tidak minum air putih.

6. Alami stres

Stres berlebih diketahui dapat meningkatkan nafsu makan.

Ini disebabkan oleh efek stres yang dapat meningkatkan kadar kortisol, yakni hormon yang terbukti dapat memicu rasa lapar dan mengidam makanan.

Dalam sebuah penelitian, 59 wanita yang terpapar stres mengonsumsi lebih banyak kalori sepanjang hari dan mengonsumsi makanan yang jauh lebih manis daripada wanita yang tidak stres.

Studi lain membandingkan kebiasaan makan 350 gadis muda.

Mereka yang memiliki tingkat stres tinggi cenderung makan lebih banyak daripada mereka yang memiliki tingkat stres rendah.

Maka dari itu, jika ingin mengurangi rasa lapar, Anda disarankan untuk menanggalkan stres.

Anda bisa mengeliminasi masalah dengan olahraga dan pernapasan dalam.

7. Makan terlalu cepat

Kecepatan makan Anda ternyata bisa memengaruhi rasa lapar.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tipe orang pemakan cepat memiliki selera makan lebih besar dan cenderung makan berlebih dibanding para pemakan lambat.

Bahayanya, mereka juga lebih cenderung mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

Studi lain membandingkan efek dari tingkat kecepatan makan pada mereka yang menderita diabetes.

Para penderita diabetes yang makan dengan lambat merasa kenyang lebih cepat dibandingkan mereka yang makan dengan cepat.

Dengan kata lain, para pemakan cepat ini belum juga merasa kenyang padahal sudah menghabiskan makanan dengan porsi yang sama dengan mereka yang makan lambat.

Efek-efek ini sebagian disebabkan juga oleh kurangnya mengunyah dan kesadaran yang terjadi ketika mereka makan terlalu cepat.

Padahal keduanya diperlukan untuk mengurangi perasaan lapar.

Selain itu, makan perlahan dan mengunyah dengan seksama diketahui dapat memberikan waktu lebih lama bagi tubuh dan otak untuk melepaskan hormon anti-kelaparan dan menyampaikan sinyal kenyang.

https://health.kompas.com/read/2020/01/08/100000368/7-penyebab-perut-sering-lapar-padahal-baru-saja-makan

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke