KOMPAS.com - Ketika tertidur, seseorang terkadang bisa bermimpi. Kondisi itu termasuk wajar.
Mimpi adalah cerita atau gambar yang diciptakan pikiran saat seseorang tertidur.
Kadang-kadang, mimpi bisa memiliki sifat menghibur, menyenangkan, atau romantis.
Namun tidak jarang mimpi juga bisa mengganggu, menakutkan, dan terasa aneh.
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan soal asal usul mimpi.
Apakah mimpi hanyalah bagian dari siklus tidur atau punya tujuan lain?
Melansir Medical News Today, ada beberapa penjelasan yang mungkin bisa menjawab asal usul mimpi.
Di antaranya, yakni:
Dari studi, para peneliti berspekulasi bahwa bermimpi melayani fungsi-fungsi berikut:
Banyak hal yang belum diketahui tentang mimpi.
Untungnya, teknologi dan teknik penelitian baru dapat ditemukan untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang mimpi.
Fase tidur
Ada lima fase tidur dalam siklus tidur. Berikut penjelasan dan karakteristiknya:
Tahap 1
Tidur ringan, gerakan mata lambat, dan aktivitas otot berkurang.
Tahap ini membentuk 4 hingga 5 persen dari total tidur.
Tahap 2
Gerakan mata berhenti dan gelombang otak menjadi lebih lambat, dengan semburan gelombang cepat yang kadang-kadang disebut sleep spindle.
Tahap ini membentuk 45 hingga 55 persen dari total tidur.
Tahap 3
Gelombang otak yang sangat lambat yang disebut gelombang delta mulai muncul, diselingi dengan gelombang yang lebih kecil dan lebih cepat.
Tahap ini menyumbang 4 hingga 6 persen dari total tidur.
Tahap 4
Otak menghasilkan gelombang delta hampir secara eksklusif.
Sulit untuk membangunkan seseorang selama tahap 3 dan 4 atau bisa dikatakan dalam kondisi "tidur nyenyak".
Tidak ada gerakan mata atau aktivitas otot. Orang yang terbangun saat tidur nyenyak akan sulit menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa menit setelah bangun tidur.
Tahap ini membentuk 12 hingga 15 persen dari total tidur.
Tahap 5
Tahap ini dikenal sebagai gerakan mata cepat atau rapid eye movement (REM).
Pernapasan menjadi lebih cepat, tidak teratur, dangkal, mata tersentak dengan cepat ke berbagai arah, dan otot tungkai menjadi lumpuh sementara.
Denyut jantung meningkat, tekanan darah meningkat, dan pria mengalami ereksi penis.
Ketika terbangun selama tidur REM, seseorang sering menggambarkan kisah aneh dan tidak logis. Ini adalah mimpi.
Tahap ini menyumbang 20 hingga 25 persen dari total waktu tidur.
Ahli saraf mengemukakan penjelasan fase tidur yang paling mungkin menyebabkan mimpi adalah tahap 5.
Jenis mimpi
Mimpi bisa dibagi menjadi dua berdasarkan perasaan yang ditimbulkan, yakni mimpi buruk dan mimpi indah.
1. Mimpi buruk
Mimpi buruk adalah mimpi menyedihkan yang dapat menyebabkan pemimpi merasakan sejumlah emosi yang mengganggu.
Reaksi umum terhadap mimpi buruk adalah ketakutan dan kecemasan.
Mimpi buruk ini dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Penyebabnya antara lain:
2. Mimpi jernih
Mimpi jernih adalah kondisi di mana ketika sang pemimpi sadar bahwa mereka sedang bermimpi. Mereka mungkin memiliki kendali atas mimpi mereka.
Ukuran kontrol ini dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya.
Kondisi ini sering terjadi di tengah-tengah mimpi, ketika orang yang tidur tiba-tiba menyadari bahwa mereka sedang bermimpi.
Beberapa orang pernah mengalami mimpi jernih secara acak, sementara yang lain mengaku terkadang mampu mengendalikan mimpi mereka.
Gangguan tidur sering terjadi dan memengaruhi kualitas tidur sehingga meningkatkan morbiditas atau ketidaksejahteraan secara fisik, mental, dan sosial
Melansir American Family Physician, seseorang dengan gangguan tidur dapat dikategorikan sebagai mereka yang tidak bisa tidur, kesulitan tidur, termasuk mengantuk berlebihan di siang hari.
Kondisi ini dapat didiagnosis dengan menggunakan temuan riwayat.
Gangguan tidur karena mimpi juga bisa diobati lewat terapi perilaku kognitif dengan atau tanpa hipnotik tidur.
https://health.kompas.com/read/2020/01/30/203100168/ini-penjelasan-kenapa-orang-bisa-mimpi-saat-tidur