Ada yang merespons dengan takut keluar rumah, panik berburu masker dan hand sanitizer, sampai memborong jahe yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Sejumlah psikolog memperingatkan, virus corona bisa menjadi sumber kepanikan apabila banjir informasi tidak disikapi dengan bijak.
"Orang jadi takut karena ini (virus corona) tidak lazim. Dan kita belum punya vaksin atau obat penangkal," kata Monica Schoch-Spana dari Johns Hopkins Center for Health Security, seperti dilansir Guardian (6/3/2020).
Peneliti yang fokus meriset respons publik pada kejadian luar biasa ini berpendapat, kecemasan akan virus corona turut dipicu keingintahuan publik yang tinggi, namun gagap informasi kesehatan.
"Pada hari-hari biasa, orang cenderung tidak menyimak informasi kesehatan. Baru dalam kondisi ekstrem seperti ini orang-orang mendengarkannya," ujar dia.
Peneliti psikologi politik asal Saïd Business School University of Oxford, Zhibo Qiu, mengatakan kecemasan dapat mendorong orang berlaku kompulsif.
Menurut Qiu, perilaku kompulsif seperti memborong masker, hand sanitizer, atau cairan disinfektan berisiko mengaburkan esensi pencegahan penyakit seperti mencuci tangan atau hidup sehat.
Terlepas dari kondisi penyakit yang dalam rentang waktu kurang dari tiga bulan menjangkiti lebih dari 100 negara ini, para ahli psikologi menyarankan kita untuk waspada alih-alih panik.
Melansir The Independent, berikut cara mencegah panik menghadapi wabah virus corona:
1. Kendalikan pikiran
Saat panik, orang kerap kalut dan diselimuti pikiran negatif karena tak bisa berpikir dengan jernih.
Coba kendalikan pikiran Anda. Khawatir berlebihan pada sesuatu yang belum tentu kejadian bisa bikin panik. Coba alokasikan otak untuk memikirkan hal penting lainnya.
2. Jangan abaikan gejala stres
Kebiasaan mengabaikan stres dapat menumpuk dan berakhir menjadi panik.
Coba untuk tidak mengabaikan gejala stres seperti napas pendek-pendek dan jantung berdebar.
Saat dilanda stres, rasakan, lalu coba cari solusianya. Anda bisa mencoba duduk dengan tenang lalu bernapas dengan dalam-dalam untuk menjernihkan pikiran.
3. Bijak konsumsi informasi
Jika Anda merasa cemas setelah menyimak siaran langsung atau notifikasi perkembangan virus corona, batasi diri dari paparan informasi tersebut.
Tapi, karena perkembangan virus baru ini sangat dinamis, ahli tetap menyarankan Anda untuk menyimak kabar terbaru virus corona, namun dalam batas yang wajar.
Hindari informasi yang penuh spekulasi dari obrolan di grup media sosial. Pilih informasi berupa fakta atau berita akurat.
4. Ambil langkah praktis
Selain mengelola pikiran, Anda juga perlu mempraktikkan saran dari otoritas resmi kesehatan seperti WHO atau pemerintah.
Misalkan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air serta menjaga daya tahan tubuh tetap prima.
5. Tetap terhubung
Stres atau ketakutan berlebihan pada penyakit dapat membuat seseorang mengasingkan diri karena takut tertular.
Padahal, interaksi dengan sekitar dapat signifikan mengurangi kecemasan. Jangan takut, tetap waspada dan terhubung dengan orang sekitar.
https://health.kompas.com/read/2020/03/11/095600368/5-cara-bebas-panik-di-tengah-banjir-informasi-virus-corona