KOMPAS.com - Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga bisa mengalami gangguan ADHD.
ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder) merupakan gangguan mental yang membuat penderitantya sulit fokus, hiperaktif, dan impulsif.
Orang dewasa yang mengalami ADHD biasanya telah memiliki gejalanya sejak usia anak-anak. Namun, kondisinya baru terdiagnosis di usia dewasa.
Gejala ADHD pada orang dewasa
Melansir WEB MD, orang dewasa yang mengalami ADHD biasanya sulit untuk melakukan hal berikut:
Hal ini tentu menyebabkan masalah di segala aspek kehidupan penderitanya.
Itu sebabnya, kondisi ini harus segera diatasi agar pasien bisa beradaptasi dengan keadaan yang mereka alami dan berfungsi secara normal dalam kehidupan mereka.
Orang yang mengalami ADHD juga berisiko mengalami berikut:
Penyebab
Melansir laman additudemag, ada tiga faktor utama yang menyebabkan orang dewasa mengalami ADHD. Berikut faktor tersebut:
1. Genetika atau Keturunan
Orang yang memiliki anak yang mengalami ADHD kemungkinan besar juga menderita gangguan yang sama. Namun, para ilmuwan belum menemukan gen tertentu yang bisa menjadi pemicu ADHD.
2. Faktor Lingkungan
Riset menunjukkanpaparan stres, trauma, atau zat toksik tertentu - seperti timbal atau bisphenol - dapat meningkatkan risiko atau keparahan gejala ADHD.
3. Gangguan Perkembangan
Cedera otak atau peristiwa yang mempengaruhi sistem saraf pusat selama perkembangan, seperti kelahiran prematur atau penggunaan alkohol selama kehamilan, dapat meningkatkan kemungkinan ADHD.
Pengobatan
Perawatan terbaik untuk ADHD di usia dewasa adalah kombinasi terapi dan pengobatan. Ada dua jenis obat utama yang digunakan untuk mengobati ADHD, yakni:
- Stimulan
Obat timulan terbagi dalam dua kategori utama yaitu methylphenidates dan amfetamin.
- Non stimulan
Obat non stimulan yang biasa diberikan kepada pasien ADHD antara lain atomoxetine, guanfacine, dan clonidine.
Metode terapi yang bisa diberikan untuk pasien ADHD dewasa antara lain:
https://health.kompas.com/read/2020/05/15/040000768/tak-hanya-anak-anak-orang-dewasa-juga-bisa-alami-adhd