Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-Hati, Sering Pakai Ponsel Berisiko Alami Sindrom Carpal Tunnel

KOMPAS.com - Bermain game, menonton video, atau sekadar berselancar di media sosial dengan ponsel menjadi pilihan banyak orang untuk mengatasi rasa bosan dan mengisi waktu luang.

Namun, tahukan Anda jika kebiasaan ini membuat kita rentan mengalami sindrom carpal tunnel?

Melansir WebMD, riset yang dilakukan ilmuwan dari Hong Kong Polytechnic University, Peter White, membuktikan adanya kaitan antara frekuensi penggunaan ponsel dengan risiko nyeri di area pergelangan tangan karena sindrom carpal tunnel.

Menurut White, penggunaan ponsel berlebihan bisa membuat kita rentan mengalami sindrom carpal tunnel.

Pasalnya, penggunana ponsel menuntut gerakan tangan berulang dan kuat sehingga menimbulkan nyeri, mati rasa, dan mati rasa di area tangan yang merupakan gejala sindrom carpal tunnel.

Apa itu sindrom carpal tunnel?

Sindrom carpal tunnel adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh saraf terjepit di pergelangan tangan.

Melansir Mayo Clinic, carpal tunnel adalah area berbentuk lorong yang dikelilingi tulang dan ligamen di sisi telapak tangan.

Ketika saraf di area tersebut mengalami tekanan berat, tangan bisa mengalami mati rasa, kesemutan, dan kelemahan.

Penyebab

Selain penggunaan ponsel yang terlalu sering, sindrom ini juga bisa diakibatkan oleh faktor-faktor berikut:

1. Faktor anatomi

Fraktur atau dislokasi pergelangan tangan, atau radang sendi yang merusak tulang kecil di pergelangan tangan, dapat mengubah ruang di area carpal tunnel dan memberi tekanan pada saraf median.

Selain itu, orang yang memiliki area carpal tunnel lebih kecil juga rentan mengalami sindrom ini.

2. Kerusakan saraf

Beberapa penyakit kronis, seperti diabetes, meningkatkan risiko kerusakan saraf, termasuk kerusakan saraf median yang memicu sindrom carpal tunnel.

3. Peradangan

Artritis reumatoid dan kondisi lain yang dipicu oleh inflamasi dapat memengaruhi lapisan di sekitar tendon pergelangan tangan dan memberi tekanan pada saraf median.

4. Perubahan cairan tubuh

Retensi cairan dapat meningkatkan tekanan di area carpal tunnel dan membuat saraf median iritasi. Hal ini biasanya terjadi selama kehamilan dan menopause.

5. Konsumsi obat-obatan tertentu

Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan anastrozole (Arimidex), obat yang digunakan untuk mengobati kanker payudara, bisa meningkatkan risiko sindrom carpal tunnel.

Pencegahan

Untuk mencegah sindrom ini, kita harus meminimalisir stres atau tekanan pada area tangan dengan metode berikut:

- Hati-hati saat mencengkeram

Mengurangi kekuatan dan mengendurkan cengkeraman tangan. Jika pekerjaan Anda melibatkan mesin kasir atau keyboard, misalnya, tekan tombol dengan lembut.

- Sering mengistirahatkan tangan

Tekuk telapak dan pergelangan tangan secara berkala. Cara ini sangat penting jika Anda menggunakan peralatan yang mengeluarkan getaran atau yang mengharuskan Anda mengerahkan banyak tenaga.

- Perbaiki postur tubuh

Postur tubuh yang terlalu membungkuk bisa memperpendek otot leher dan bahu serta menekan saraf di leher.

Hal ini dapat memengaruhi pergelangan tangan, jari, dan tangan, serta dapat menyebabkan sakit leher.

Pengobatan

Sindrom carpal tunnel bisa diatasi dengan operasi. Namun, hal itu hanya dilakukan jika sindrom telah memasuki kondisi serius.

Selain itu, sindrom ini juga bisa diatasi dengan pemberian obat antiinflamasi seperti ibuprofen, aspirin atau pereda nyeri. Mengompres tangan dengan air dingin juga bisa meredakan rasa nyeri akibat sindrom ini.

https://health.kompas.com/read/2020/05/28/140000568/hati-hati-sering-pakai-ponsel-berisiko-alami-sindrom-carpal-tunnel

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke