Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cedera Kepala: Jenis, Penyebab, Gejala hingga Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Cedera kepala bisa muncul dalam bentukbenjolan rigan atau memar hingga menyebabkan cedera otak traumatis.

Cedera kepala yang umum terjadi bisa berupa gegar otak, patah tulang tengkorak, dan luka di kulit kepala.

Selain itu, cedera kepala bisa terjadi secara tertutup dan terbuka. Cedera kepala tertutup tidak sampai merusak tengkorak.

Sebaliknya, cedera kepala terbuka bisa mempengaruhi kulit kepala dan area otak.

Penyebab

Cedera kepala bisa terjadi karena pukulan atau luka di area kepala. Kondisi ini bisa terjadi karena serangan fisik, kecelakaan kendaraan bermotor atau terkait olahraga.

Dalam beberapa kasus, cedera kepala bisa menimbulkan gangguan otak serius yang mempengaruhi tulang belakang.

Hal ni terjadi karena cedera terjadi sangat serius hingga merusak sruktur tengkorak yang bertugas melindungi otak dari bahaya serius.

Jenis-jenis cedera kepala

Ada beberapa jenis cedera kepala yang biasa terjadi. Berikut jenis-jenis tersebut:

1. Hematoma

Hematoma adalah pembekuan darah di luar pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan tekanan di tengkorak dan memicu hilangnya kesadaran hingga kerusakan otak permanen.

2.Pendarahan

Pendarahan karena cedera kepala bisa terjadi di ruang sekitar otak, yang dikenal dengan istilah subaraknoid, dan di dalam jaringan otak, yang disebut pendarahan intraserebral.

Perdarahan subaraknoid sering menyebabkan sakit kepala dan muntah. Sementara itu, pendarahan intraserebral bisa menyebabkan penggumpalan darah yang memicu tekanan pada otak.

3. Gegar otak

Gegar otak terjadi ketika ada benturan keras di tengkorak, Hal ini bisa memicu hilangnya fungsi otak hingga kerusakan permanen.

4. Pembengkakan otak

Cedera kepala juga berisiko besar menyebabkan pembengkakan otak atau jaringan di sekitarnya. Hal ini juga bisa memicu tekanan yang menganggu fungsi otak.

5. Fraktur tengkorak

Luka aau benturan yang keras juga bisa menyebabkan tulang tengkorak patah atau fraktur, yang berpotensi memicu kerusakan pada otak.

6. Cedera aksonal difus

Cedera aksonal difus adalah cedera pada otak yang tidak menyebabkan perdarahan tetapi merusak sel-sel otak.

Kerusakan sel-sel ini menyebabkan otak tidak bisa berfungsi. Kondisi ini juga dapat menyebabkan pembengkakan.

Cedera aksonal difus adalah salah satu jenis cedera kepala yang paling berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian.

Gejala

Cedera kepala ringan biasanya menimbulkan gejala eperti sakit kepala, mual, dering sementara di telinga, hingga sensasi kebingungan yang ringan.

Namun, cedera kepala yang parah bisa menyebabkan berbagai hal berikut:

  • hilangnya kesadaran
  • kejang
  • muntah
  • masalah keseimbangan atau koordinasi
  • disorientasi serius
  • ketidakmampuan untuk memfokuskan mata
  • gerakan mata abnormal
  • hilangnya kontrol otot
  • sakit kepala yang persisten atau memburuk
  • hilang ingatan
  • perubahan suasana hati.

Cedera kepala yang parah tidak boleh dianggap enteng. Jika cedera yang dialami telah mengakibatkan hilangnya kesaaran, kebingungan, atau disorientasi, segera temui dokter untuk mendapatkan perawatan.

Cara mengatasi

Cedera kepala ringan biasanya bisa diatasi dengan mengonsumsi obat acetaminophen (Tylenol) untuk menghilangkan rasa sakit.

Cedera kepala yang serius biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit. Pasien cedera kepala yang parah bersiko mengalami kejang.

Itu sebabnya, dokter juga bisa memberi obat anti kejang bagi pasien dengan cedera kepala serius hingga mengalami kerusakan otak.

Dokter juga bisa memberikan obat diuretik sata terjadi penumpukan cairan di otak untuk meringankan tekanan.

Selain itu, metode operasi juga kerap dilakukan jika pasien mengalami kerusakan pada otak.

Dokter juga bisa menerapkan metode rehabilitasi jika pasien mengalami kehilangan fungsi otak.

https://health.kompas.com/read/2020/07/26/073200968/cedera-kepala--jenis-penyebab-gejala-hingga-cara-mengatasinya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke