Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Masalah Gizi pada Remaja yang Sering Dijumpai dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com – Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada remaja adalah masalah yang penting karena tak hanya mempunyai risiko penyakit tertentu, tapi juga dapat memengaruhi kebugaran dan daya konsentrasi.

Oleh sebab itu, sejumlah masalah gizi pada remaja perlu diwaspadai.

Melansir Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang diterbitkan Kemenkes RI, setidaknya ada tiga masalah gizi pada remaja yang paling sering dijumpai, yakni anemia, kurang energi kronik (KEK), dan gizi lebih (obesitas).

Berikut ini penjelasannya:

1. Anemia

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.

Anemia di masyarakat dikenal juga dengan sebutan kurang darah.

Anemia berbeda dengan tekanan darah rendah.

Batas anaemia, apabila Hb:

  • Anak usia sekolah < 12 gram persen
  • Wanita dewasa < 12 gram persen
  • Laki-laki dewasa < 13 gram persen
  • Ibu hamil < 11 gram persen
  • Ibu menyusui < 12 gram persen

Penyebab anemia

Penyebab anemia pada dasarnya adalah ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan sumber zat besi yang masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat besi.

Selain asupan zat besi yang kurang dari kebutuhan, anemia juga dapat disebabkan oleh faktor risiko tertentu, misalnya:

  • Ibu hamil
  • Masa tumbuh kembang remaja
  • Akibat penyakit kronis seperti TBC
  • Infeksi dan lain-lain

Gejala anemia

Gejala anemia pada remaja dapat dikenali dengan 5 L, yakni letih, lemah, lesu, lelah, dan lalai.

Selain itu, sering juga disertai dengan keluhan pusing dan mata berkunang-kunang.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia pada remaja dapat mengakibatkan sejumlah masalah, seperti:

  • Menurunnya kemampuan tubuh
  • Menurunnya konsentrasi belajar
  • Menurunnya kebugaran tubuh
  • Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit
  • Menghambat tumbuh kembang

Cara mengatasi anemia

Karena penyebab anemia pada remaja sebagian besar karena kekurangan konsumsi zat besi dalam makanan sehari-hari, maka yang perlu dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan menambah asupan nutrisi tersebut.

Anemia gizi dalam jangka pendek dapat ditanggulangi dengan pemberian tablet tambah darah (TTD) sesuai jumlah dan takarannya.

Sedangkan penanganan anemia gizi jangka panjang, remaja dianjurkan untuk mengonsumsi bahan makanan sehari-hari yang mengandung zat besi tinggi.

2. Kurang energi kronik

Kurangnya konsumsi zat gizi khususnya kurang energi (sumber karbohidrat) yang terus menerus, dapat mengakibatkan remaja menderita kekurangan energi kronik (KEK).

Untuk menanggulangi masalah KEK pada remaja, terutama remaja putri, perilaku gizi yang tidak tepat perlu diubah, melalui peningkatan pengetahuan tentang gizi lewat pedoman umum gizi seimbang (PUGS).

Pedoman tersebut memuat pesan-pesan dasar, sebagai berikut:

  • Makanlah aneka ragam makanan
  • Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
  • Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
  • Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
  • Gunakan garam beryodium
  • Makanlah makanan sumber zat besi
  • Biasakan makan atau sarapan pagi
  • Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya
  • Lakukanlah kegiatan fisik dan olahraga secara rutin
  • Hindari minuman beralkohol

3. Obesitas

Gizi lebih merupakan suatu kondisi yang diakibatkan oleh asupan energi yang melebihi kebutuhan.

Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak, sehingga mengakibatkan seseorang menjadi gemuk.

Akibat buruk dari gizi lebih adalah berisiko untuk mengalami penyakit degenerative seperti penyakit jantung, diabetes, dan darah tinggi (hipertensi).

Berikut ini adalah perilaku remaja yang salah tentang gizi:

  • Remaja lebih suka makan jajanan yang kurang bergizi, seperti gorengan, cokelat manis, permen, dan es manis, sehingga konsumsi makanan mereka kurang beraneka ragam
  • Remaha sering makan di luar rumah bersama teman-teman, sehingga waktu makan tidak teratur yang berakibat terganggunya sistem pencernaan (gangguan maag atau nyeri lambung)
  • Remaja sering tidak makan pagi karena tergesa-gesa ke sekolah,s ehingga akan mengalami lapar dan lemas (kemampuan menangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun dan bahkan bisa pingsan)
  • Remaja putri sering kali menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur dan susu karena dianggap bisa menimbulkan masalah kulit dan kegemukan. Alhasil, mereka bisa mengalami kekurangan asupan protein hewani, sehingga tidak dapat tumbuh atau mencapai tinggi yang optimal
  • Standar “langsing” tidak jelas untuk remaja. Di mana, banyak remaja putri menganggap dirinya kelebihan berat badan atau mudah menjadi gemuk, sehingga sering melakukan diet dengan cara yang kurang benar, seperti membatasi atau mengurangi mkan dan jumlah makan secara drastis, sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin, termasuk menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa pengawasan dokter

Untuk mengatasi masalah obesitas, para remaja disarankan untuk menurunkan berat badan secara sehat dengan pengawasan dokter.

https://health.kompas.com/read/2020/08/13/093102768/3-masalah-gizi-pada-remaja-yang-sering-dijumpai-dan-cara-mengatasinya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke