KOMPAS.com – Memasuki bulan kesepuluh pandemi Covid-19 di Indonesia, masker sudah menjadi barang yang wajib yang dikenakan saat beraktivitas di luar rumah.
Masker merupakan salah satu langkah utama dalam mencegah penyebaran dan penularan virus corona.
Walau sudah menjadi kebiasaan, tak jarang orang masih melakukan kesalahan-kesalahan kecil dalam menggunakan masker.
Padahal, penggunaan masker yang kurang tepat dapat membuat efektivitas masker berkurang dan berpotensi meningkatkan transmisi virus corona.
Berikut kesalahan penggunaan masker yang paling umum terjadi.
1. Tidak menutup hidung atau mulut
Kesalahan ini dipicu ketidaknyamanan dalam pemakaian, seperti kesulitan bernapas atau berbicara. Tanpa sengaja, orang akan mengendurkan sedikit masker yang dipakai.
Tim ilmuwan dari University of North Carolina dalam penelitiannya menyebut, virus corona bisa masuk dan menginfeksi rongga hidung yang kemudian berkembang ke jalur pernapasan.
Oleh karena itu, penggunaan penggunaan masker yang efektif adalah dengan cara menutup rongga mulut dan hidung.
2. Ukuran masker tidak pas
Kesalahan ini dipicu oleh ukuran masker yang kekecilan atau kebesaran. Saat kekecilan atau ketat, orang akan cenderung kesusahan dalam bernapas dan berbicara sehingga timbul keinginan untuk sering-sering membukanya.
Begitu juga dengan masker yang kebesaran atau longgar, droplet atau tetesan liur dapat keluar atau masuk melalui rongga, sehingga membuat penggunaan masker kurang efektif.
3. Berulang kali menggunakan masker sekali pakai
Seperti namanya, masker sekali pakai tidak boleh dipakai berulang, sebagai contoh masker medis.
Selain karena efektifitasnya berkurang akibat penyaringannya menurun, besar kemungknan karet telinga pun sudah merenggang dan dalam keadaan kotor.
4. Menggunakan masker kotor
Menggunakan masker setiap hari berarti juga harus membersihkannya setiap hari. Permukaan masker yang kotor berisiko terpapar partikel virus sehingga harus dibersihkan dengan teliti.
Untuk itu, paling tidak bawalah dua hingga tiga masker agar dapat diganti saat kotor atau setiap empat jam sekali.
5. Sering menyentuh masker
Faktor kenyamanan memang masih menjadi perkara pelik. Kondisi ini membuat orang sering membuka atau membetulkan letak masker di wajah.
Masalahnya, permukaan luar masker merupakan area yang berisiko terpapar partikel virus. Bila seseorang menyentuhnya dan tidak sengaja memegang wajah, potensi infeksi karena virus bisa terjadi.
Terlebih, seseorang mungkin saja tidak sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang masker.
Seperti diketahui, mencuci tangan selama 20 detik dapat menghilangkan virus yang menempel. Untuk itu, meski menggunakan masker, rajinlah mencuci tangan.
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (16/4/2020), ahli epidemiologi Aimee Ferraro mengatakan, dalam sebagian besar kasus, penyebaran virus corona terjadi melalui tetesan air liur yang berukuran besar dapat dihalau sebagian oleh semacam penutup mulut dan hidung.
"Selain itu, ada konsep pengurangan dampak buruk penyakit menular yang mengindikasikan penurunan dosis patogen memungkinkan tubuh kita lebih banyak waktu untuk mengembangkan kekebalan," katanya.
Artinya, masker wajah menawarkan cara untuk membantu mengurangi jumlah virus corona yang ditularkan.
Jangan lupa untuk selalu menerapkan gerakan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun.
https://health.kompas.com/read/2020/10/04/214131468/agar-efektif-cegah-covid-19-hindari-5-kesalahan-cara-pakai-masker-ini