KOMPAS.com – Haid adalah peristiwa alami yang terjadi pada wanita dalam masa aktif reproduksi mulai dari usia remaja hingga menopause.
Menstruasi dapat terjadi akibat perubahan fisiologis pada organ reproduksi yang dipengaruhi oleh berbagai hormon, seperti estrogen dan progesterone.
Melansir Buku Papa Mama Siap Hamil (2019) oleh dr. Ivander Utama, Sp.OG, lamanya siklus haid wanita bisa berbeda-beda.
Namun, siklus menstruasi wanita normalnya adalah berkisar 21-35 hari, terhitung sejak hari pertama menstruasi (timbul flek) hingga 1 hari sebelum haid berikutnya.
Jika siklus haid Anda lebih pendek, lebih panjang, atau bahkan tidak teratur, bisa jadi Anda mengidap polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindroma ovarium polikistik.
Kondisi ini patut diwaspadai karena salah satunya bisa menyebabkan infertilitas dari pihak wanita.
Melansir Buku 100+ Hal Penting yang Wajib Diketahui Bumil (2014) oleh dr. Dian Indah Purnama, Sp.OG, salah satu penyebab infertilitas pada pihak perempuan adalah gangguan ovulasi (pelepasan sel telur).
Sementara, penyebab terbanyak gangguan ovulasi adalah PCOS.
PCOS adalah suatu kondisi di mana terjadi gangguan pematangan folikel.
Folikel merupakan kantung cairan yang berisi oosit matang untuk membentuk sebuah sel telur.
Folikel juga memiliki fungsi untuk menghasilkan hormon estrogen yang tidak lain diperlukan untuk perkembangan sel telur.
Gangguan pematangan ini pada umumnya bersifat kronis atau berlangsung dalam jangka waktu lama, sehingga pada USG ditemukan gambaran indung telur yang dipenuhi dengan folikel-folikel kecil di tepiannya.
Gejala PCOS pada umumnya adalah:
PCOS ini pada umumnya ditemukan pada pasien yang gemuk, meski tidak menutup kemungkinan pasien yang langsing atau kurus juga bisa mengalaminya.
Salah satu teori mengungkap penyebab PCOS adalah gangguan metabolisme hormon insulin, yakni hormon yang mengatur penggunaan gula garah oleh sel-sel tubuh.
Cara memastikan kondis PCOS
Untuk memastikan kondisi PCOS, wanita yang mengalami haid tidak teratur, terutama jarang haid bisa meminta bantuan dokter.
Dokter spesialis kandungan bisa melakukan pemeriksaan USG (utamanya USG transvaginal atau transrektal) dan pemeriksaan profil hormon serta kadar gula darah puasa dan hormon insulin bila diperlukan.
Pemeriksaan ini kiranya baik ditempuh terutama oleh wanita yang mendambakan momongan untuk mengantisipasi infertilitas.
Karena folikel tidak mengalami pematangan, penderita PCOS tentunya tidak akan mengalami ovulasi atau pelepasan sel telur dari folikel matang.
Sedangkan, tanpa adanya pelepasan sel telur, pembuahan dan kehamilan tidak bakal terjadi.
Namun, pada beberapa kasus yang jarang terjadi, penderita PCOS sesekali bisa mengalami pematangan folikel dan ovulasi, sehingga memungkinkan untuk terjadinya pembuahan dan kehamilan.
Meski demikian, PCOS pada dasarnya patut diwaspadadi oleh setiap wanita.
Pasalnya, PCOS bukan hanya bisa mengakibatkan sulit hamil dan gangguan siklus menstruasi, tapi juga rentan mengakibatkan beragam penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung, stroke, dan hipertensi.
https://health.kompas.com/read/2020/10/06/133200768/haid-tidak-teratur-waspadai-pcos-penyebab-sulit-hamil