Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

12 Penyebab Karies Gigi yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com – Karies gigi atau sering disebut gigi berlubang adalah erosi pada permukaan gigi yang disebabkan oleh efek gabungan bakteri, asam, plak gigi, dan karang gigi.

Karies gigi sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Kondisi ini paling sering terjadi akibat kebersihan gigi yang buruk.

Karies gigi biasanya tidak menimbulkan rasa sakit pada awalnya, tetapi bisa menjadi menyakitkan jika menyebar ke saraf atau akar gigi.

Jika tidak ditangani, karies gigi dapat berkembang menjadi abses gigi, yang merupakan kondisi yang lebih menyakitkan dan berpotensi serius.

Karies gigi sering kali dapat dicegah dengan menjaga kebersihan gigi, termasuk menyikat dan membersihkan gigi secara teratur.

Karies gigi biasanya tidak memerlukan perawatan medis darurat kecuali jika terasa sakit, tidak merespons obat pereda nyeri yang dijual bebas, atau berkembang menjadi abses gigi.

Perawatan termasuk menghilangkan bahan yang membusuk dengan bor dan mengisi lubang yang dihasilkan dengan bahan gigi yang stabil.

Seseorang dianjurkan untuk mencari perawatan medis segera jika mencurigai mengalami karies gigi, mengalami sakit gigi yang berlangsung lebih dari beberapa hari, atau jika sakit gigi tidak dapat dikendalikan dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas.

Pada umumnya, seseorang tidak akan mengalami gejala yang serius akibat karies gigi.

Gejala yang muncul mungkin termasuk sakit gigi atau kepekaan atau sensitivitas terhadap makanan dan minuman yang panas atau dingin.

Gejala karies gigi

Seseorang bisa jadi mengalami gejala karies gigi sepanjang waktu atau hanya sesekali. Kadang-kadang, gejala karies gigi ini bisa menjadi parah.

Melansir laman Health Grades, gejala karies gigi biasanya terlokalisasi di mulut.

Ini termasuk:

  • Lubang di permukaan gigi
  • Nyeri saat mengunyah
  • Sensitivitas terhadap makanan dan minuman panas atau dingin
  • Sakit gigi

Sayangnya, dalam beberapa kasus, karies gigi bisa menjadi kondisi serius yang harus segera dievaluasi dalam keadaan darurat.

Lebih baik segera cari perawatan medis darurat jika Anda, atau seseorang yang bersama Anda, mengalami gejala-gejala serius berikut ini:

  • Pembengkakan atau nyeri parah di tulang rahang
  • Sakit gigi parah yang tidak dapat dikendalikan dengan obat pereda nyeri yang dijual bebas

Penyebab karies gigi

Merangkum Mayo Clinic, karies gigi pada dasarnya disebabkan oleh bakteri dan zat yang merusak, seperti asam, yang bersentuhan dengan gigi.

Setelah Anda makan, bakteri normal di mulut Anda akan bergabung dengan sisa makanan dan asam untuk membuat lapisan lengket yang disebut plak.

Jika Anda tidak membersihkan plak secara teratur dengan flossing (benang) dan menyikat gigi, plak dapat menumpuk atau mengeras menjadi zat yang dikenal sebagai karang gigi.

Plak dan karang gigi, selain bakteri dan asam, kemudian dapat merusak enamel pada gigi, sehingga menyebabkan lubang pada email yang disebut karies gigi atau gigi berlubang.

Karies gigi biasanya dimulai dari lubang kecil dan dangkal.

Jika tidak ditangani, lubang gigi akan menjadi lebih besar dan lebih dalam serta berpotensi menyebabkan kerusakan atau kehilangan gigi.

Setiap orang yang memiliki gigi pada dasarnya berisiko mengalami karies gigi atau gigi berlubang.

Namun, faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko tersebut:

1. Makan makanan dan minuman tertentu

Makanan yang menempel pada gigi Anda untuk waktu yang lama, seperti susu, es krim, madu, gula, soda, buah kering, kue, biskuit, permen keras dan permen mint, sereal kering, dan keripik lebih cenderung menyebabkan pembusukan daripada makanan yang mudah tersapu oleh air liur.

2. Sering ngemil makanan manis atau menegak minuman manis

Saat Anda terus mengemil makanan manis atau menegak minuman manis, Anda memberi bakteri mulut lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan asam yang menyerang gigi dan merusaknya.

Sementara itu, mengonsumsi soda atau minuman asam lainnya sepanjang hari dapat menciptakan situasi “mandi asam” yang berkelanjutan di gigi Anda.

3. Pemberian makan bayi sebelum tidur

Ketika bayi diberi botol sebelum tidur yang berisi susu, susu formula, jus, atau cairan lain yang mengandung gula, minuman ini dapat tetap menempel di gigi mereka selama berjam-jam saat mereka tidur.

Ini sama saja memberi makan bakteri penyebab pembusukan.

4. Menyikat gigi tidak memadai

Jika Anda tidak segera membersihkan gigi setelah makan dan minum, plak terbentuk dengan cepat dan tahap pertama pembusukan bisa dimulai.

5. Tidak mendapatkan cukup fluoride

Fluoride, mineral alami dapat membantu mencegah gigi berlubang dan bahkan bisa membalikkan tahap awal kerusakan gigi.

Karena manfaatnya bagi gigi, fluoride telah ditambahkan ke banyak persediaan air umum. Ini juga merupakan bahan umum dalam pasta gigi dan obat kumur.

6. Periode usia

Karies gigi atau gigi berlubang cenderung sering terjadi pada anak-anak dan remaja yang sangat muda.

Kelompok lanjut usia (lansia) juga berisiko lebih tinggi mengalami karies gigi.

Seiring waktu, gigi bisa rusak dan gusi bisa surut, membuat gigi lebih rentan terhadap kerusakan akar.

Kelompok lansia juga mungkin menggunakan lebih banyak obat yang mengurangi aliran air liur, meningkatkan risiko kerusakan gigi.

7. Kondisi mulut kering

Mulut kering dapat disebabkan oleh kurangnya air liur, yang membantu mencegah kerusakan gigi dengan cara membersihkan makanan dan plak dari gigi Anda.

Zat yang ditemukan dalam air liur juga membantu melawan asam yang diproduksi oleh bakteri.

Obat-obatan tertentu, beberapa kondisi medis, radiasi ke kepala atau leher, atau obat kemoterapi tertentu dapat meningkatkan risiko gigi berlubang dengan mengurangi produksi air liur.

8. Punya tambalan gigi atau perangkat gigi

Selama bertahun-tahun, tambalan gigi dapat melemah, mulai rusak atau tepi menjadi kasar. Ini memungkinkan plak menumpuk lebih mudah dan membuatnya lebih sulit untuk dihilangkan.

Perangkat gigi bisa tidak lagi pas untuk digunakan, memungkinkan pembusukan dimulai di bawahnya.

9. Menderita refluks asam lambung

Heartburn atau penyakit gastroesophageal reflux (GERD) dapat menyebabkan asam lambung mengalir ke mulut (refluks), mengikis enamel gigi dan menyebabkan kerusakan gigi yang signifikan. Ini membuat lebih banyak dentin (bagian tertebal dari jaringan gigi) diserang oleh bakteri, menyebabkan kerusakan gigi.

Dokter gigi Anda mungkin menyarankan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mengetahui apakah refluks lambung adalah penyebab hilangnya enamel Anda.

10. Idap gangguan makan

Anoreksia dan bulimia dapat menyebabkan erosi gigi dan karies gigi yang signifikan.

Asam lambung akibat muntah berulang pada akhirnya bisa melewati gigi dan mulai melarutkan email gigi.

Gangguan makan juga bisa mengganggu produksi air liur.

11. Kerentanan permukaan gigi

Kondisi fisik yang berbeda pada tiap-tiap orang memungkinkan adanya perbedaan pada morfologi gigi.

Morfologi gigi yang luas dan lebar dengan bentuk gigi yang besar-besar memiliki potensi terjadi plak yang lebih banyak apabila tidak rutin menggosok gigi.

Di antara kelompok gigi yang ada dalam mulut, gigi belakang (geraham dan premolar) adalah paling sering atau rentan terjadi kerusakan.

Pasalnya, gigi ini memiliki banyak alur, lubang, dan celah, serta banyak akar yang dapat mengumpulkan partikel makanan.

Akibatnya, gigi belakang lebih sulit dibersihkan daripada gigi depan yang lebih halus dan mudah dijangkau.

12. Merokok

Merokok telah lama dihubungkan dengan dampak buruk kesehatan mulut.

Salah satu efek lokal yang ditimbulkan akibat merokok, yakni terjadinya karies gigi.

https://health.kompas.com/read/2021/02/09/180900468/12-penyebab-karies-gigi-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke