KOMPAS.com – Pernahkah Anda mendengar pernyataan kurang minum bisa menyebabkan sakit pinggang?
Jika pernah? Bagaimana reaksi Anda? Apakah Anda pada akhirnya menjadi berupaya selalu mencukupi kebutuhan cairan tubuh?
Jika iya, Anda lebih baik mempertahankan kebiasaan tersebut karena mencukupi kebutuhan cairan tubuh secara umum baik untuk kesehatan.
Tapi, benarkah kurang minum bisa menyebabkan sakit pinggang?
Melansir Atlantic Brain & Spine, kurang minum mungkin dapat menyebabkan sakit pinggang jika sampai lebih dulu menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi dapat menyebabkan sakit punggung ketika bahan mirip agar-agar (gelatinous) di dalam cakram (bantalan sendi) Anda kehilangan air dan tidak mampu menahan berat tubuh Anda. Kondisi ini dapat menyebabkan cakram itu kempis yang dapat memberi tekanan pada saraf sensitif yang keluar dari tulang belakang.
Seperti diketahui, di antara setiap dua ruas tulang di tulang belakang Anda, ada cakram yang memiliki tugas utama menjaga posisi tulang belakang.
Cakram berfungsi memberikan bantalan, mencegah benturan antartulang, meredam goncangan, dan mendukung mobilitas tulang belakang.
Sekarang, penting untuk dicatat bahwa cakram Anda dirancang sangat mirip dengan donat jeli. Di mana, cakram ini memiliki cincin serat luar yang kuat dengan zat yang lebih lembut dan lebih kenyal di tengahnya.
Pusat gelatinous yang dikenal secara ilmiah sebagai nukleus pulposus ini terutama terdiri dari air dan yang menyediakan sebagian besar bantalan untuk tulang belakang Anda.
Sepanjang hari, saat tulang belakang Anda mengalami keausan alami, air yang terletak di dalam cakram secara bertahap “bocor” keluar.
Biasanya ini bukan masalah karena gravitasi akan menarik air ke tulang belakang Anda dan memungkinkan cakram Anda untuk terus-menerus rehidrasi saat Anda bergerak.
Tapi, ketika Anda tidak cukup minum, tidak ada cukup air di tubuh Anda untuk merehidrasi cakram dan cakram mulai menyusut.
Di sinilah masalah mulai muncul. Ingatlah bahwa bahan seperti agar-agar di tengah cakram Anda bertindak sebagai peredam goncangan.
Nah, ketika cakram mengalami dehidrasi, hampir semua berat badan Anda berada di cincin luar cakram yang tidak dirancang untuk membawa beban yang begitu berat, dan sebenarnya bisa mulai menipis di bawah tekanan.
Ketika cakram menipis, bahkan pada tingkat kecil, itu dapat mulai memberi tekanan pada saraf sensitif di dalam tulang belakang.
Tekanan pada saraf inilah yang kemudian akan terasa sebagai sakit pinggang.
Selain itu, kurang minum juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami batu ginjal. Salah satu gejala batu ginjal yang bisa dirasakan oleh penderitanya yakni sakit pinggang.
Menurut Urology Car Foundation, faktor risiko utama batu ginjal adalah volume urine rendah yang terjadi secara konstan.
Volume atau kelurahan urine yang rendah ini dapat disebabkan oleh dehidrasi akibat olahraga berat, bekerja atau tinggal di tempat yang panas, maupun kurang minum cairan.
Volume urine yang rendah berarti tidak ada cukup air untuk melarutkan mineral dalam urine, sehingga mineral dapat mengendap di ginjal, kemudian menjadi batu ginjal.
Oleh sebab itu, sangat disarankan bagi siapa saja untuk bisa mencukupi kebutuhan minum setiap harinya sebagai bagian dari cara mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal.
Meningkatkan asupan cairan dapat membantu melarutkan mineral dalam urine.
Orang dewasa rata-rata disarankan untuk dapat mengonsumsi air putih 8-10 gelas atau 2 liter sehari.
Sementara, orang dewasa yang mengalami batu ginjal mungkin perlu minum lebih banyak air putih.
Penderita batu ginjal harus minum cukup setidaknya 3 liter air putih untuk menghasilkan setidaknya 2,5 liter urine setiap hari.
Sebaiknya jangan ragu untuk bisa segera berkonsultasi dengan dokter terdekat jika Anda mengalami sakit pinggang terkait kurang minum.
https://health.kompas.com/read/2021/06/11/103200968/benarkah-kurang-minum-bisa-menyebabkan-sakit-pinggang-