Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Peran Anak untuk Cegah Pneumonia di Kalangan Lansia

KOMPAS.com - Pneumonia sendiri merupakan merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di Indonesia.

Menurut informasi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, sekitar 1,4 juta orang di seluruh dunia tercatat meninggal akibat pneumonia setiap tahunnya.

Pneumonia umumnya lebih rentan menyerang lansia berusia 50 tahun ke atas.

Lansia yang mengidap pneumonia juga lebih rentan mengalami komplikasi lebih lanjut seperti abses paru-paru dan keracunan darah (sepsis).

Bagaimana cara mencegah pneumonia dikalangan lansia?

Dalam sebuah acara peringatan Hari Keluarga Nasional Dokter spesialis paru dan pernapasan RS Pondok Indah, dr. Amira Anwar, Sp.P, FAPSR, mengatakan peran anak sangat besar untuk mencegah pneumonia di kalangan orangtua.

Berikut tiga peranan anak untuk mencegah pneumonia dikalangan lansia:

1. Menjaga pola hidup sehat bagi orang tua

Kebersihan tempat tinggal dan pola makan yang berimbang merupakan faktor utama untuk menjaga daya tahan tubuh dan mencegah beragam penyakit termasuk pneumonia.

Namun, seiring bertambahnya usia, orang tua dapat merasa terlalu lelah untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal serta juga menyiapkan makanan yang bergizi seimbang.

“Anak dapat membantu membersihkan lingkungan tempat tinggal dan selalu memastikan asupan gizi seimbang untuk orang tua mereka,"ucap dr Amira.

Ketika orang tua sudah tidak memiliki energi dan stamina untuk menjaga pola hidup yang sehat, anak dapat membantu merawat orang tua mereka untuk memenuhi kebutuhannya, seperti yang telah orang tua kita lakukan kepada kita ketika beranjak dewasa.

2. Mendampingi orang tua dalam perawatan kesehatan

Agar terhindar dari pneumonia, penting bagi orang yang memasuki usia lanjut untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan dan menerima vaksinasi PCV.

Namun, seringkali orang tua tidak termotivasi untuk melakukan rutinitas ini.

Anak dapat menjadi roda penggerak agar orang tua pada akhirnya dapat menemui petugas kesehatan dan mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Menurut dr. Ida, salah satu faktor keengganan orang tua untuk menerima vaksin atau melakukan perawatan kesehatan adalah kurangnya referensi dan informasi.

“Oleh karena itu, untuk meyakinkan orang tua tentu harus kita lihat situasinya terlebih dahulu,"ucap dr Amira.

Mula-mula kita gali pemahaman mereka. Bila pemahamannya benar, kita kuatkan. Bila salah, kita perbaiki.

Kita juga harus bisa mengajak orang tua berdiskusi sekaligus memberikan edukasi dari sumber yang valid.

“Seorang anak juga perlu melakukan upaya lebih jauh dari sekadar mengingatkan orang tua untuk memeriksakan kesehatan ataupun menerima vaksinasi," tambah dr Amira.

Hal lain yang dapat dilakukan, misalnya membantu orang tua untuk membuat janji dengan dokter ataupun rumah sakit, hingga menjemput dan mengantar mereka ke rumah sakit untuk kontrol rutin.

Dengan meminimalkan upaya yang orang tua harus lakukan, orang tua memiliki lebih sedikit alasan untuk menolak imbauan dari anak.

3. Tetap jaga kesehatan diri sendiri

Penting bagi anak untuk dapat menjaga kesehatannya sendiri agar tidak membebani pikiran orang tua, terutama ketika sedang sibuk merawat orang tua.

“Orang tua cenderung memprioritaskan kesehatan anak-anak dan cucunya ketimbang kesehatannya sendiri," ucap dr Amira.

Mereka juga tidak ingin kondisi kesehatannya merepotkan keluarga dan sanak saudaranya.

Oleh karena itu, penting bagi anak yang sedang merawat orang tuanya untuk tidak memaksakan diri dan tetap menjaga kesehatan, agar tidak membuat orang tua khawatir yang mana dapat mempengaruhi daya tahan dan kondisi kesehatan mereka.

https://health.kompas.com/read/2021/07/01/150000368/3-peran-anak-untuk-cegah-pneumonia-di-kalangan-lansia

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke