Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia memiliki komorbid diabetes melitus.
Temuan tersebut merujuk data dari sistem rumah sakit online pada 13 Februari 2022.
“Mayoritas kasus positif yang meninggal dunia dikontribusikan komorbid diabetes melitus dan 15 persen di antaranya memiliki riwayat komorbid lebih dari satu jenis penyakit," kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (15/2/2022).
Data dari Satgas Penanganan Covid-19 ini seturut dengan simpulan sejumlah otoritas kesehatan lain.
American Diabetes Association lewat laman resminya menyebutkan, penderita diabetes termasuk kelompok berisiko tinggi mengalami komplikasi parah sampai berisiko meninggal dunia ketika terkena Covid-19.
Kenapa penderita diabetes berisiko tinggi ketika terkena Covid-19?
Perlu diketahui, penderita diabetes secara umum rentan ketika terkena segala jenis infeksi, tak terkecuali Covid-19.
Kondisi ini dipengaruhi penyakit diabetes yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh kesulitan ketika harus menghadapi serangan virus.
Diabetes dapat menyebabkan kadar gula darah melonjak. Sebagai tambahan informasi, virus corona sangat ideal berkembang biak di tubuh dengan kadar gula darah tinggi.
Selain itu, diabetes membuat tubuh mengalami peradangan, sehingga beban tubuh penderita diabetes lebih berat ketika terkena infeksi lain seperti Covid-19.
Beberapa kondisi di atas menyebabkan penderita diabetes lebih sulit menghadapi infeksi seperti Covid-19 ketimbang kebanyakan orang sehat.
Komplikasi Covid-19 pada penyakit diabetes
Saat terinfeksi virus seperti corona, penderita diabetes berisiko mengalami keto-asidosis diabetik atau diabetic keto-acidosis (DKA).
Kondisi ini menyebabkan penderita diabetes tidak mampu mencukupi kebutuhan insulin yang melonjak ketika sakit.
Akibatnya, tubuh bakal memecah lemak untuk cadangan energi. Imbas proses ini menghasilkan keton berlebih di dalam darah.
Penumpukan keton membuat darah lebih asam dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dalam waktu singkat.
Keto-adosis diabetik bisa berbahaya karena membuat penderita diabetes kesulitan mengelola asupan cairan dan kadar elektrolit dalam tubuhnya.
Pengelolaan cairan dan kadar elektrolit ini sangat penting, terutama ketika tubuh penderita sedang menghadapi infeksi parah atau sepsis setelah terpapar Covid-19.
Penderita diabetes yang mengalami keto-adosis diabetik membutuhkan penanganan medis darurat.
Cara menurunkan risiko penderita diabetes yang terkena Covid-19
Meskipun penderita diabetes termasuk kelompok berisiko tinggi ketika terinfeksi virus corona, namun sebaiknya penderita jangan panik ketika dinyatakan positif Covid-19.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Primaya Evasari dr. Nugraheni Irda, Sp.PD, M.Kes lewat laman resmi rumah sakit setempat membagikan langkah-langkah ketika penderita diabetes terkena Covid-19. Berikut beberapa di antaranya:
Hubungi dokter untuk berkonsultasi langkah-langkah apa saja yang perlu diambil ketika positif Covid-19. Dokter akan memberikan rekomendasi sesuai kondisi tubuh penderita.
Pastikan penderita tidak melewatkan jadwal minum obat. Konsultasikan dengan dokter mengenai obat apa saja yang perlu diminum.
Cek gula darah setidaknya setiap empat jam sekali, termasuk saat malam hari.
Jaga kondisi tubuh jangan sampai mengalami dehidrasi dengan minum banyak air putih. hindari minuman manis.
Tergantung kondisi sakitnya, pengidap diabetes Covid-19 bisa dirawat di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri di rumah.
Untuk mencegah komplikasi parah Covid-19, penderita diabetes perlu menjaga kadar gula darahnya tetap terkontrol. Dengan begitu, tubuh bisa menghadapi infeksi virus corona.
(Sumber: Kompas.com| Penulis/Editor: Haryanti Puspa Sari/Bagus Santosa)
https://health.kompas.com/read/2022/02/16/144100468/waspadai-komplikasi-covid-19-pada-komorbid-diabetes