KOMPAS.com - Kanker serviks merupakan penyakit mematikan yang ditakuti para wanita. Sayangnya, penyakit ini kadang tidak menunjukkan gejala sehingga beberapa orang terlambat mengenali kondisinya.
Kanker serviks masih menjadi momok bagi wanita di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 31 Januari 2019, kasus kanker serviks terjadi pada 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian mencapai 13,9 per 100.000 penduduk.
Kemenkes juga menyebut bahwa salah satu penyebab tingginya kematian karena kanker serviks ialah kurangnya kesadaran untuk melakukan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
Selain itu, para wanita tidak rutin melakukan pemeriksaan diri secara berkala.
Banyak wanita menghindari skrining kanker serviks karena metodenya invansif atau memasukkan alat ke dalam vagina. Sering kali metode ini membuat trauma dan tidak ingin kembali melakukan skrining.
Mengenal alat deteksi kanker serviks
Namun, kini Anda tak perlu khawatir. Sebuah terobosan baru untuk mendeteksi kanker serviks non invansif akan segera diluncurkan bernama Cerviray A.I.
Alat ini merupakan hasil kerja sama antara Pyridam Farma (PYFA) bersama perusahaan Artificial Intelligence (AI) di bidang kesehatan asal Korea Selatan, AIDOT Inc
Cerviray A.I. merupakan alat pendeteksi kanker serviks portable dengan tingkat sensitivitas 93 persen dan tingkat spesifisitas 89 persen.
Alat ini telah mendapatkan berbagai sertifikasi dan dinyatakan paten untuk alat kesehatan dari berbagai negara.
Selain itu, efektivitas alat Cerviray A.I. telah diuji coba oleh dua rumah sakit ternama yaitu Korea University Anam Hospital dan Seoul National University Bundang Hospital.
Cara kerja Cerviray A.I.
Cara kerja Cerviray yaitu menangkap potret serviks dengan perangkat bawaan secara otomatis.
Kemudian, gambar serviks tersebut akan dianalisis dengan software Artificial Intelligence (AI).
Analisis menggunakan Artificial Intelligence (AI) bertujuan untuk melihat tingkat keparahan atau status kanker yang menyerang seorang pasien.
Selanjutnya, hasil analisis tersebut dikirim ke dokter atau tenaga ahli sebagai data penunjang diagnosis yang lebih akurat.
Cerviray A.I. dilengkapi dengan LED (anti-glare function), fitur zoom hingga 3-5x optical, dan tingkat fokus yang dapat diatur otomatis atau manual.
Alat-alat tersebut dapat membantu proses pengambilan gambar serviks atau leher rahim yang dilakukan oleh tenaga ahli menjadi lebih cepat, jelas, serta akurat.
Direktur RS Medika Dramaga Bogor, dr. Geossefi Purnawarman, Sp.OG, M.Kes, menilai bahwa penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) dalam dunia medis sangat bermanfaat.
Pasalnya, alat berbasis artificial intelligence (AI) seperti Cerviray dapat membuat proses pemeriksaan kanker serviks menjadi lebih mudah, efisien, efektif, serta dapat terdokumentasi dengan baik.
Selain itu, dengan menggunakan teknologi AI, pasien tidak hanya mendapatkan eksplanasi dan edukasi secara lisan dari dokter. Pasien juga mendapat edukasi secara virtual sehingga dapat lebih memahami kondisi tubuh mereka.
https://health.kompas.com/read/2022/07/18/160000468/alat-deteksi-dini-kanker-serviks-non-invansif-segera-diluncurkan