KOMPAS.com - Beberapa wanita mungkin mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi di usia paruh baya.
Sayangnya, tidak semua wanita melakukan pengobatan karena kondisinya sering tidak terdiagnosis atau disalahartikan sebagai tanda-tanda menopause.
Dikutip dari Everyday Health, penelitian menunjukkan, banyak wanita paruh baya mungkin hidup dengan hipertensi yang tidak terdiagnosis.
Gejala hipertensi yang disalahartikan sebagai menopause
Menurut jurnal yang diterbitkan di European Heart Journal pada Januari 2021, kasus hipertensi yang tidak tertangani pada wanita paruh baya terjadi karena dokter berfokus pada tanda yang dialami pria.
Sementara, gejala penyakit kardiovaskular pada wanita memang mirip dengan tanda menopause.
Diketahui, ada beberapa gejala tekanan darah tinggi, yang justru dikaitkan dengan menopause, seperti:
Terlebih, gejala ini muncul pada usia paruh baya, menjelang henti haid.
Tidak adanya penyempitan arteri membuat beberapa dokter umum terlalu cepat menyimpulkan bahwa gangguan kesehatan yang dialami wanita bukan gejala hipertensi, melainkan tanda menopause.
"Gejala menopause yang umum termasuk keringat malam, hot flashes, detak jantung cepat atau tidak teratur, bahkan nyeri dada," kata Angela Maas, MD, PhD, ahli jantung wanita di Radboud University Medical Center di Nijmegen, Belanda kepada Everyday Health.
"Ini bisa sulit dibedakan dari gejala penyakit kardiovaskular yang berhubungan dengan kejang arteri koroner (serangan jantung tanpa adanya penyumbatan di arteri)," imbuhnya.
Cara mencegah hipertensi
Penyakit kardiovaskular seperti hipertensi sering dianggap sebagai silent killer yang gejalanya terlambat didiagnosis.
Meski demikian, para wanita dapat melakukan pencegahan hipertensi sebelum usia paruh baya dengan menerapkan gaya hidup sehat, berikut:
https://health.kompas.com/read/2022/10/16/133300668/gejala-hipertensi-yang-mirip-dengan-tanda-menopause-wanita-perlu-tahu