JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat memastikan produk obat tradisional cair Sido Muncul, seperti Tolak Angin, Tolak Angin Anak, Tolak Linu, dan Esemag, tidak mengandung etilen glikol dan dietilen glikol.
Irwan menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah mendapatkan surat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Rabu (2/11/2022).
“Tiga hari yang lalu, kami mendapat surat dari BPOM bahwa produk Sido Muncul tidak mengandung empat pelarut,” tutur Irwan dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (5/11/2022).
Sebagai informasi, empat pelarut tersebut, yakni polietilen glikol, propilen glikol, sorbitol, dan gliserin atau gliserol.
Menurut Irwan, zat etilen glikol dan dietilen glikol memang bisa ada dalam senyawa yang digunakan perusahaan farmasi sebagai bahan pelarut. Namun, produk obat tradisional menggunakan ekstrak bahan cair sehingga tidak lagi menggunakan zat pelarut tersebut.
“Kami hanya menambahkan madu dan air pada produk cair Sido Muncul,” tuturnya.
Meski demikian, lanjut Irwan, seiring maraknya fenomena masalah kesehatan pada anak akibat zat dalam kandungan obat sirup, pihaknya tetap berupaya melakukan pengujian setiap produk yang diproduksi untuk memberikan kepercayaan dan keamanan pada masyarakat.
“Meski tidak pakai etilen glikol dan dietilen glikol, kami tetap melakukan pengujian agar semua dipastikan aman,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, tahapan skrining atau pengujian dilakukan, mulai dari bahan baku awal hingga produk jadi sebelum dikemas. Pengujian dilakukan pada setiap batch produk sebelum dikemas dan dipasarkan.
“Kami uji semua dan hasilnya harus negatif,” tegasnya.
Irwan menjelaskan, pengujian menggunakan alat diantaranya buatan Amerika Serikat (AS), yakni Gas Chromatography Flame Ionization Detector (GC FID). Adapun pengujian yang dilakukan saat ini di antaranya meliputi fertilizer, pestisida, aflatoksin, logam berat, cemaran mikroba, DNA babi, etilen glikol, dan dietilen glikol.
Untuk lebih memastikan keamanan produk, lanjut Irwan, Sido Muncul juga tengah mengimpor alat pengujian yang lebih mutakhir dari Amerika, yakni GC FID Headspace. Alat ini membutuhkan waktu pemesanan lebih kurang 3 bulan.
“Alat tersebut dapat (melakukan) skrining lebih cepat dan lebih akurat,” tuturnya.
GC FID Headspace, lanjut Irwan, mampu menguji dan membaca hasil dengan waktu lebih cepat dibandingkan alat sebelumnya. Adapun harga GC FID Headspace sekitar Rp 1,5 miliar.
“Kami berusaha untuk berada di atas regulasi sehingga dapat melindungi dan memberikan kepercayaan kepada konsumen,” ujar Irwan.
https://health.kompas.com/read/2022/11/07/101904968/sido-muncul-pastikan-produknya-bebas-etilen-glikol-dan-dietilen-glikol