KOMPAS.com - Kebiasaan sedentari yang tampak santai sebenarnya memiliki risiko kesehatan yang serius.
Dikutip dari Physiopedia, gaya hidup ini bisa memicu munculnya penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit metabolik (seperti diabetes, hipertensi, dislipidemia), penyakit muskuloskeletal (misalnya, nyeri lutut dan osteoporosis), serta masalah kesehatan mental.
Oleh karena itu, kebiasaan sedentari bisa meningkatkan angka kematian.
Dalam pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 2002, disebutkan bahwa gaya hidup sedentari dapat menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia.
Pasalnya, sekitar 2 juta kematian per tahun disebabkan oleh perilaku yang kurang aktif secara fisik.
Diperkirakan 60 hingga 85 persen orang di dunia baik dari negara maju maupun berkembang, memiliki kebiasaan yang tidak banyak bergerak ini.
Selanjutnya, artikel ini akan mengulas tentang kebiasaan sedentari yang bisa meningkatkan angka kematian.
Apa yang dapat dianggap sebagai kebiasaan sedentari?
Kebiasaan sedentari mungkin banyak kita lakukan seiring dengan perkembangan teknologi, yang memudahkan segala aktivitas tanpa kita perlu bergerak.
Apalagi, setelah terjadi pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak orang melakukan social distancing dan isolasi mandiri.
Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kebiasaan sedentari adalah perilaku duduk, berbaring sehari-hari, baik di tempat kerja, rumah, atau transportasi. Namun, ini tidak termasuk waktu tidur.
Contoh perilaku sedentari meliputi:
Perilaku sedentari itu mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, dengan karakteristik keluaran kalori yang sangat sedikit, yakni 1 metabolic equivalents.
Jika perilaku tersebut dilakukan terus-menerus, inilah yang dikenal sebagai gaya hidup atau kebiasaan sedentari.
Perilaku tidak banyak bergerak ini dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan lamanya waktu, yaitu:
Bagaimana kebiasaan sedentari memengaruhi tubuh?
Dikutip dari Medline Plus, ketika Anda memiliki gaya hidup yang tidak aktif, berikut hal akan terjadi pada tubuh Anda:
Seiring waktu gaya hidup yang tidak banyak bergerak ini bisa menyebabkan penyakit kronis, seperti obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, stroke, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu.
Dampak negatif gaya hidup sedentari ini bisa dicegah dan yang direkomendasikan WHO, antara lain aktivitas fisik sedang hingga 30 menit setiap hari, berhenti merokok, dan pola makan sehat.
https://health.kompas.com/read/2024/05/21/120000268/apa-yang-dapat-dianggap-sebagai-kebiasaan-sedentari-ini-ulasannya