Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stroke? Rawat dengan NCG

Kompas.com - 11/03/2008, 04:13 WIB

“Nah, getaran dari NCG ini baik juga digunakan untuk mencegah osteoporosis. Dengan alat ini kalsium secara efisien akan naik dan terserap di tulang secara maksimum. Getaran dari NCG membuat otot-otot menjadi rileks. Demikian juga dengan organ-organ tubuh lainnya. Paru-paru, jantung, kelopak mata menjadi lebih berfungsi,” papar Hardi.

Sepuluh menit Anda berdiri di atas NCG, kata pensiunan militer berpangkat terakhir kapten ini, sama dengan berjalan kaki selama satu jam. Bisa dipastikan, tubuh akan berkeringat. “Terapi ini lebih dari sekadar doping. NCG juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Baru sepuluh menit di atas alat ini, badan saya basah kunyup. Begitu turun dari alat ini badan terasa enteng, seperti jalan di atas awan. Saya jadi jarang sekali sakit,” tutur Hasan saat ditemui GHS sedang menjalani terapi NCG di rumah Hardi.

Medan magnet di NCG, kata Hardi, adalah untuk menyesuaikan tubuh manusia, yang juga mengandung medan magnet. Medan magnet secara fluktuatif menarik besi. Besi di dalam tubuh manusia terdapat di dalam darah. Medan magnet yang berasal dari NCG mempercepat aliran darah. “Hal ini sinkron dengan denyut jantung,” imbuh Hardi mantap. Dengan demikian, alat NCG dapat digunakan untuk menerapi berbagai gangguan kesehatan. Stroke hanya salah satunya.

Dari Insomnia hingga Gangguan Penglihatan
Dari lembaran kesaksian pasien yang tertulis, bukan hanya kasus stroke yang berhasil disembuhkan dengan terapi NCG. Gangguan kolesterol tinggi, penglihatan mata berkurang, sakit pinggang, insomnia, tinusitis, sakit punggung bawah (low back pain), dan migrain adalah sebagian keluhan yang sering ditangani DR. Ir. Hardi Simajaya.

Terapi NCG diketahui juga bisa merangsang kelenjar pankreas untuk bekerja optimal dan membakar karbohidrat di dalam darah. Karena itu, ia mengajak penderita diabetes untuk mencoba terapi ini.

“Berbagai cedera, termasuk cedera sehabis berolahraga, juga dapat dibantu pemulihannya dengan NCG asal tidak terjadi patah tulang atau putus serabut-serabut otot,” kata alumnus Japan Atomic Energy Research Institute Tokaimura, Jepang dan Saclay Nuclear Research Center, Saclay, Perancis ini.

Mau berobat dengannya? Anda tidak boleh langsung naik ke atas alat NCG. Hardi akan melakukan serangkaian pencatatan, mulai dari data diri, keluhan dan penyakit yang pernah diderita, juga mengukur tekanan darah dan berat badan. Kadang ia minta pasiennya untuk membawa hasil rekam medis dari dokter yang merawat. Setelah itu, pasien baru diperkenankan untuk mencoba memakai alat NCG yang kelihatannya seperti sepeda tanpa roda itu.

Untuk menghasilkan pengobatan yang sempurna, alumnus ITB dan Universitas Padjajaran Bandung tahun 1965 ini akan menyetel getaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan. Setelah itu ia akan mengajarkan teknik gerakan saat berada di atas alat NCG, seperti badan tegak lurus, bokong doyong ke belakang, kepala digerakkan ke kiri dan kanan, atau telapak kaki dimiringkan. Di atas NCG, Anda juga diminta untuk menarik napas dan membuangnya perlahan. ujuannya adalah untuk membersihkan paru-paru.

Secara khusus kepada pasien gangguan stroke, ia selalu menganjurkan untuk menjalani terapi setiap pagi dan sore, masing-masing selama 10 menit. Biasanya penderita stroke akan kembali pulih setelah menjalani lebih dari 10 kali pertemuan.

Author : Hendra Priantono

Source : Gaya Hidup Sehat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com