Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahir Caesar, Bayi Lebih Rentan Sakit

Kompas.com - 03/07/2008, 15:53 WIB

MENJALANI persalinan melalui pembedahan caesar kini banyak dijadikan pilihan para ibu terutama di kota-kota besar. Ada beragam alasan untuk menjalani metode persalinan ini baik didasarkan atas indikasi medis maupun tanpa indikasi seperti kesengajaan ibu untuk menghindari rasa sakit saat melahirkan.

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa  melakukan bedah caesar sebenarnya memiliki banyak sekali risiko, baik untuk si Ibu maupun bayi yang dilahirkan.  Salah satu risiko yang sangat jarang disadari adalah pengaruh bedah caesar terhadap perkembangan imunitas atau daya tahan tubuh bayi. Penelitian di luar negeri menunjukkan, bayi yang lahir melalui caesar berisiko lebih tinggi mengidap berbagai penyakit di antaranya diare, asma dan alergi.

"Hal ini terjadi karena bayi melalui bedah caesar membutuhkan waktu lebih lama yakni sekitar enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan bayi lahir normal," ungkap Professor Patricia Conway dari Universitas of New South Wales Australia dalam talkshow 'Metode Persalinan Berpengaruh pada Pembentukan Mikrobiota Saluran Pencernaan dan Kekebalan Tubuh Buah Hati' di Jakarta, Kamis (3/7).

Prof Conway menjelaskan, saluran cerna sangat penting artinya bagi kesehatan tubuh manusia.  Pada saluran cerna yang sehat, lapisan usus mampu menyerap zat-zat gizi  agar kebutuhan tubuh terpenuhi.  Saluran cerna yang sehat juga didominasi koloni bakteri baik (probiotik) yang jumlahnya miliaran.

Saluran cerna pada bayi normal ketika baru dilahirkan  nyaris dalam kondisi steril atau bebas kuman. Melaui persalinan normal, kolonisasi pada saluran cerna anak bisa terwujud berkat bakteri yang berasal dari kontak dengan jalan lahir

"Bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang lama yang melibatkan kontraksi berjam-jam.  Alhasil, bayi melakukan kontak secara alami dengan mirkoflora normal ibu dan kemudian mikrobiota itu berkembang di ususnya," papar Conway.

Sementara itu pada bayi caesar, proses persalinan dilakukan di ruangan steril. Bayi diambil langsung dari rahim ibu tanpa kontak dengan area rektum dan vagina ibu, sehingga tak ada kesempatan kontak dengan mikrobiota normal di jalan lahir.

Selain itu, untuk menghindari infeksi pascaoperasi, ibu bisanya diberi antiobiotik yang disalurkan melalui plasenta. Akibatnya, kolonisasi bakteri menguntungkan (probiotik) di saluran cerna menjadi terhambat. Padahal inisiasi koloni bakteri yang diperoleh bayi saat persalinan normal berpengaruh kuat pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalannya.

Karena tak terjadi kontak dengan jalan lahir, yang sebenarnya jadi modal awal sebagai kekebalan tubuh, bayi yang lahir dengan caesar berisiko lebih tinggi terkena infeksi dan alergi

"Hasil-hasil penelitian menunjukkan bayi-bayi yang lahir melalui caesar memiliki waktu pembentukan mikrobiota saluran cerna yang tertunda serta memiliki risiko jenis penyakit yang lebih tinggi," jelas Conway.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com