KOMPAS.com - Pola makan kita tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik kita, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental kita.
Konsep bahwa diet dapat memengaruhi suasana hati, tingkat stres, dan fungsi kognitif kita semakin mendapat perhatian luas dalam bidang psikiatri gizi atau nutrisi mental.
Dari kopi pagi hingga camilan sore, makanan yang dikonsumsi sehari-hari memiliki potensi untuk memperbaiki atau bahkan memperburuk kesejahteraan mental kita.
Baca juga: 10 Pilihan Makanan Terbaik untuk Penderita Diabetes
Melansir Healthline, saat ini, ada bidang baru yang sedang berkembang yang disebut psikiatri gizi yang menekankan bagaimana diet dan nutrisi memengaruhi perasaan seseorang secara mental. Tujuannya adalah untuk mendukung pengobatan kondisi kesehatan mental dengan perubahan diet dan gaya hidup.
Hal ini mungkin merupakan sesuatu yang dianggap enteng di masa lalu, tetapi sangat masuk akal bahwa makanan yang dimakan memiliki pengaruh yang sama kuatnya pada otak seperti halnya pada bagian tubuh kita yang lain.
Salah satu alasan mengapa pilihan makanan begitu kuat memengaruhi otak kita adalah karena sistem gastrointestinal kita atau yang lebih umum disebut sebagai "perut" — sebenarnya sangat erat terhubung dengan otak.
Perut adalah rumah bagi triliunan mikroba hidup yang memiliki banyak fungsi dalam tubuh, seperti mensintesis neurotransmitter yang mengirim pesan kimia ke otak untuk mengatur tidur, rasa sakit, nafsu makan, suasana hati, dan emosi.
Bahkan, hubungan antara keduanya begitu kompleks sehingga perut telah dijuluki "otak kedua."
Secara formal, hubungan antara keduanya disebut sebagai koneksi perut-otak atau sumbu perut-otak.
Baca juga: 7 Makanan Pilihan untuk Mengurangi Stres yang Perlu Diketahui
Pola makan tertentu telah terkait dengan peningkatan kesehatan mental, termasuk gejala depresi, kecemasan, dan suasana hati secara umum.
Beberapa penelitian dalam beberapa tahun terakhir telah menemukan hubungan antara pola makan, kesehatan usus, dan risiko depresi. Salah satu penelitian menemukan bahwa diet yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan serta rendah daging merah dan olahan berhubungan dengan 10 persen lebih rendah kemungkinan gejala depresi.
Untuk mengikuti diet Mediterania, Anda dapat meningkatkan asupan buah-buahan, sayuran, ikan, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan produk susu, sambil membatasi makanan goreng, daging olahan, kue-kue, dan minuman manis.
Ada beberapa zat tertentu yang mungkin memperburuk gejala kecemasan: alkohol, kafein, dan gula tambahan. Penelitian juga telah mengamati korelasi antara kecemasan dan asupan lemak jenuh yang tinggi, rendahnya konsumsi buah, dan kualitas diet secara keseluruhan.
Jika Anda merasa sangat stres atau cemas, pertimbangkan untuk mengurangi konsumsi alkohol, kafein, dan gula tambahan. Sebagai gantinya, pilih lebih banyak makanan yang dapat mengurangi peradangan dan stres dalam tubuh, seperti buah-buahan dan sayuran kaya serat, lemak tak jenuh, dan makanan fermentasi.
Untuk meningkatkan suasana hati, salah satu hal terbaik yang bisa dilakukan dalam hal diet adalah makanan seimbang yang mengandung beragam nutrisi yang mendukung kesehatan.
Beberapa penelitian menemukan bahwa mengonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayuran terkait dengan kekhawatiran yang lebih sedikit, ketegangan yang lebih rendah, dan kepuasan hidup yang lebih besar, sementara tinjauan literatur menghubungkan kualitas diet yang lebih tinggi dengan suasana hati yang lebih baik.
Baca juga: Ini Tips Menjaga Kesehatan Ginjal, Hindari Makanan Tinggi Natrium
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya