Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian akibat Stroke Masih Tinggi

Kompas.com - 15/07/2008, 15:47 WIB

SOLO, SENIN - Angka kecacatan bagi penderita stroke hampir mencapai 100 persen, bahkan tingkat kematiannya di Indonesia saat ini mencapai 20 persen.

"Jumlah penderita stroke mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga 5-7 persen," kata Kepala Unit Syaraf Rumah Sakit (RS) Dr Moewardi Solo Prof Dr Suroto kepada wartawan di sela-sela pembukaan ruang unit stroke di RS ini di Solo, Selasa (15/7).

Penderita stroke membutuhkan perawatan khusus untuk menekan angka kematian dan kecacatan itu sehingga di RS perlu ruangan khusus unit stroke untuk menangani pasien ini.

Dikatakan, dengan adanya ruangan khusus unit stroke tersebut, pasien bisa ditangani lebih intensif dengan perawat dan dokter ahli selama 24 jam. Dengan adanya unit khusus tersebut diharapkan tingkat kematian dan kecacatan bagi penderita bisa ditekan 50 persen.

"Kalau untuk tingkat kesembuhan bagi penderita stroke bisa berbeda-beda, jika stroke akibat penyumbatan tingkat kesembuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan stroke akibat perdarahan," jelasnya.

Di RS Moewardi saat ini telah dibuka ruangan khusus untuk unit stroke. Selama ini pasien stroke dirawat di ruangan reguler dengan perawatan dari dokter dan perawat untuk pasien umum. Oleh karena itu, dengan adanya unit khusus ini pasien dirawat oleh mereka yang lebih ahli karena para perawat telah mendapatkan pelatihan di RS Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM). Sementara itu, untuk peralatan di ruangan khusus juga lebih lengkap karena dilengkapi dengan monitor yang bisa memantau pasien selama 24 jam.

"Untuk kualitas pelayanan medis di unit ini tidak jauh berbeda dengan RS lain seperti di Yogyakarta dan Semarang, tetapi kamarnya memang masih kurang," katanya.

Sementara itu, Direktur RS Dr Moewardi Mardiatmo mengatakan, stroke merupakan penyakit istimewa karena angka kematiannya tinggi sehingga diperlukan unit pelayanan khusus untuk penanganannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com