Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah, Kok, Diagnosanya Beda, Sih?

Kompas.com - 27/07/2008, 18:41 WIB

Obat yang terbilang relatif ringan biasanya diberikan untuk 3 hari. Nah, bila setelah itu penyakit tidak kunjung membaik, apalagi sama sekali tak memperlihatkan perubahan, "Segeralah berkonsultasi kembali ke dokter yang bersangkutan. Pada tahap ini biasanya dokter sudah memiliki gambaran lebih kuat mengenai penyakit yang diderita pasien. Salah satunya kerena obat yang sudah diberikan ternyata tidak mempan," anjur Muljono.

Langkah berikut, dokter akan mengganti obat yang diberikan atau setidaknya ditingkatkan dosisnya. Tak perlu takut terjadi lagi kesalahan diagnosis karena biasanya dokter yang bersangkutan sudah lebih yakin. Toh, kalaupun belum, ia akan meminta pasiennya menjalani rangkaian tes laboratorium. Barulah berdasarkan hasil laboratorium tadi akan dipertimbangkan obat yang tepat.

Bila pasien diminta untuk kembali kontrol, biasanya dokter ingin memastikan apakah obat yang diberikan olehnya bekerja dengan baik atau tidak. Sementara pada kasus penyakit menahun seperti jantung, biasanya obat berfungsi sebagai penjaga kestabilan kondisi tubuh atau mencegah serangan penyakit tersebut.

Jangan Berburuk Sangka

Itulah mengapa Muljono menyarankan agar ketika sudah berobat ke seorang dokter, pasien harus menjalani sarannya secara tuntas. Jangan pindah dokter sebelum penyakitnya benar-benar tertangani. Apalagi jika obat yang diresepkan olehnya belum habis. Kalau tidak, dokter berikutnya akan memberikan obat berbeda. Inilah yang menyebabkan pengobatan terhadap suatu penyakit jadi tidak sempurna. "Dengan kata lain pasien dianjurkan untuk tidak cepat berprasangka buruk terhadap dokter yang menangani," kata Muljono.

Kendati begitu, bila tidak puas, pasien tetap punya hak untuk mengganti dokternya! Kapan sebaiknya ini dilakukan? "Jika kontrol atau konsultasi yang dijalani tidak kunjung membuahkan hasil atau tak ada indikasi perbaikan sama sekali," tandasnya.

Di kalangan kedokteran sendiri berlaku kode etik yang menjadi penengah saat terjadi perbedaan diagnosis. "Intinya, sesama dokter tidak boleh saling menyalahkan, meski bukan juga berarti mereka boleh saling melindungi." Makanya kalau pasien mempertanyakan perbedaan diagnosis tersebut, dokter biasanya akan menjelaskan secara bijak. Kalau sampai si dokter mengungkapkan kelemahan dokter lain yang merupakan teman sejawatnya, berarti dia menyalahi kode etik kedokteran.  

Penulis : Irfan Hasuki

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau