Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manisnya Kismis Sehatkan Gigi

Kompas.com - 03/08/2008, 21:30 WIB

Antioksidan dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif, sehingga menghambat proses penuaan, baik pada tubuh maupun otak. Antioksidan juga penting untuk melindungi kolesterol dan lemak darah dari proses oksidasi.

Lemak teroksidasi yang terdapat di dalam darah akan menumpuk pada dinding arteri menyebabkan penyempitan (aterosklerosis). Penyempitan pembuluh darah tersebut pada gilirannya dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi.

Bersihkan Usus
Kadar serat pangan pada 100 g kismis adalah 5,3 g. Penelitian Mary Ellen Camire dari Universitas Maine menunjukkan, serat pangan pada kismis dapat mengikat asam empedu dan membuangnya ke luar tubuh melalui proses buang air besar.  Asam empedu adalah hasil akhir dari proses metabolisme kolesterol. Dengan semakin banyaknya asam empedu yang terbuang, semakin banyak pula kolesterol yang akan terurai untuk pembentukan kembali asam empedu.

Mekanisme tersebut dengan sendirinya akan menurunkan kadar kolesterol secara perlahan-lahan. Penurunan kolesterol darah bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung koroner dan kanker. Kismis juga mengandung inulin, yaitu sejenis karbohidrat berserat. Selain pada kismis, inulin juga terdapat pada bawang merah, bawang putih, dan gandum. Inulin tidak dapat dicerna di dalam usus kecil, sehingga menuju ke usus besar (kolon) dalam keadaan utuh.

Di dalam kolon, inulin difermentasi oleh sejumlah mikroflora menghasilkan senyawa yang mendorong pertumbuhan mikroflora baik (seperti Lactobacillus dan Bifidobacteria) dan menekan pertumbuhan mikroflora “jahat” (seperti Escherichia coli dan Staphylococcus).  

Setiap 1/2 cangkir kismis california mengandung 1,5 gram inulin yang berperan sebagai prebiotik (perangsang pertumbuhan bakteri baik), penurun kadar kolesterol, peningkat sistem imun (kekebalan tubuh), serta pemelihara kesehatan usus, terutama usus besar. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa inulin merupakan prebiotik yang baik, yang antara lain memiliki fungsi untuk meningkatkan efisiensi penyerapan kalsium dan mencegah osteoporosis. 

Kombinasi serat pangan dan asam tartarat pada kismis sangat bermanfaat untuk pemeliharaan fungsi dan kesehatan kolon. Asam tartarat banyak terdapat pada kismis, buah anggur, dan buah asam jawa (tamarind).  

Penelitian Gene A. Spiller menunjukkan bahwa konsumsi satu cangkir kismis setiap hari dapat meningkatkan keasaman kolon dan menurunkan waktu transit sisa makanan di dalam kolon. Penurunan waktu transit sisa makanan di dalam kolon sangat penting untuk mengurangi kesempatan kontak antara senyawa beracun dengan dinding kolon, sehingga sangat efektif untuk mencegah terjadinya kanker kolon.

Pengawet Makan Alami
Ekstrak kismis dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen (penyebab penyakit) seperti Listeria monocytogenes, Escherichia coli 0157:H7, dan Staphylococcus aureus. Dengan demikian, penambahan kismis ke dalam berbagai makanan dapat digunakan sebagai pengawet alami, yaitu menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan perusak makanan.

Itulah sebabnya kismis sering dicampurkan ke dalam roti, selain sebagai pemberi rasa manis juga sebagai pengawet. Penambahan kismis ke dalam makanan berbasiskan daging (kornet dan sosis) dapat mengurangi penggunaan nitrat. Penambahan nitrat ke dalam daging dimaksudkan untuk mempertahankan warna merah, sekaligus sebagai pengawet daging.

Di dalam tubuh, nitrat atau nitrit dapat berikatan dengan senyawa amin (dari protein) membentuk nitrosamin, suatu senyawa yang bersifat karsionogenik (menyebabkan kanker).  Penambahan kismis ke dalam berbagai resep makanan, selain memberikan cita rasa yang khas juga bersifat mengawetkan. Alasan tersebut yang menyebabkan belakangan ini banyak resep makanan yang dibuat dengan menambahkan kismis ke dalamnya. @      

Penulis : Prof. DR. Made Astawan, Dosen Departemen Teknologi Pangan Dan Gizi IPB

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com