Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakut Rawan Penyakit TB

Kompas.com - 29/10/2008, 05:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Sedikitnya 3.321 warga Jakarta Utara dicurigai menderita penyakit tuberkulosis atau TB dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir hingga September. Jumlah itu termasuk terbesar di Jakarta. Pemicunya ialah lingkungan yang buruk, penularan, serta kebiasaan buruk mengisap rokok.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Utara, Paripurna Harimuda dan staf Seksi Penyakit Menular Irma Santi, Selasa (28/10) di Jakarta, mengatakan, meski lebih rendah dari tahun 2007 yang mencapai 4.079 orang, jumlah itu masih tergolong tinggi dan mengkhawatirkan.

Warga yang dicurigai menderita TB memang baru diketahui dari gejala luar, seperti batuk tidak henti-hentinya selama dua minggu dengan atau tanpa dahak, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dan sering berkeringat meski tidak beraktivitas. Gejala ini terekam dalam pemeriksaan di puskesmas dan klinik.

Dari seseorang yang dicurigai menderita TB, kalau tidak diobati dan diawasi bisa lebih buruk lagi. ”Dari seorang yang sudah positif menderita TB, yakni kalau dia mengeluarkan batuk kering atau berdahak, maka kumannya bisa menulari 10-15 orang di sekitarnya,” kata Paripurna.

Untuk memastikan apakah seseorang positif menderita TB harus terlebih dahulu dengan pemeriksaan laboratorium. ”Pendekatan untuk memastikan apakah seseorang dengan gejala-gejala fisik seperti sudah disebutkan itu sudah positif TB atau tidak ialah melalui pemeriksaan laboratorium,” kata Paripurna.

Langkah yang dilakukan ialah memeriksa dahak pertama waktu pagi (early morning) dan dahak sewaktu, yang muncul seketika di ruang pemeriksaan dokter. Untuk menetapkan seseorang positif TB, harus melewati tiga kali pemeriksaan fisik.

”Dari 3.321 orang yang dicurigai menderita TB, ternyata yang positif terserang kuman bacterial tuberculosis active plus atau BTA+ sebanyak 832 orang,” kata Irma.

Sepanjang tahun 2007, warga yang dicurigai menderita TB sekitar 4.079 orang. Jumlah warga yang positif mengidap TB, atau yang didiagnosa menderita BTA+ ialah 1.080 orang. Sebanyak 805 orang di antaranya sembuh setelah dirawat dan diobati secara rutin, tanpa putus, selama enam bulan.

Kata Irma, Sudin Kesmas selalu berusaha menemukan warga yang dicurigai menderita TB dan memastikan apakah mereka TBA+ atau tidak. Pendekatan yang dilakukan ialah melalui sistem direct observed treatment shortcourse (DOTS).

Petugas selalu menargetkan lebih dari 85 persen penderita sembuh setelah enam bulan perawatan rutin. Banyak penderita putus di tengah jalan karena bosan pakai obat yang sama selama enam bulan. Penderita TB mudah disembuhkan. Akan tetapi, penderita TB juga rentan terjangkit kembali jika tidak rutin memeriksakan kondisinya. (CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com