Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rosuvastatin Kurangi Risiko Jantungan

Kompas.com - 29/11/2008, 23:01 WIB

JAKARTA, SABTU - Kardiolog dari Fakultas Kedokteran UI, Prof DR Harmani Kalim mengingatkan untuk mengurangi penyakit jantung dan pembuluh darah yang biasa disebut kardiovaskular disarankan mengkonsumsi obat Rosuvastatin.
     
"Obat rosuvastatin terbukti mampu menurunkan angka kejadian kardiovaskular hingga 44 persen dibanding dengan obat plasebo bagi orang dengan kolesterol normal," kata Harmani di Jakarta, Jumat.

Dijelaskannya penyakit jantung dan pembuluh darah yang biasa disebut kardiovaskular merupakan penyakit yang mematikan di dunia. Pada tahun 2002, kardiovaskular menyumbang 17 juta kasus kematian di dunia, diperkirakan pada tahun 2020 angka kematian akibat kardiovaskular akan meningkat menjadi 20 juta orang.

Harmani menuturkan bahwa formula obat Rosuvastatin itu diperoleh dari penelitian dr.Paul M Ridker, peneliti dari Bringham dan Women’s Hospital, Amerika Serikat.
     
Guna mengurangi ancaman penyakit berbahaya khususnya yang berkolesterol tinggi disarankan untuk mengkonsumi obat tersebut. Kolesterol adalah salah satu penyebab atau pemicu munculnya penyaki jantung dan pembuluh darah tersebut. Obat tersebut dijual dengan harga mulai Rp3.000 hingga Rp15.000 per butir.

Obat ini mampu menurunkan resiko kombinasi jantung, stroke, dan kematian akibat kardiovaskular bagi orang yang berkolesterol tinggi sebesar 47 persen.
     
Obat itu, lanjut Harmani, telah memperoleh izin di lebih dari 95 negara. Bahkan di Indonesia obat ini telah digunakan sejak tahun 2003 oleh dokter yang menangangi pasien dengan kolesterol tinggi.  
     
Berbagai studi telah menunjukkan bahwa rosuvastatin merupakan statin paling efektif untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dan menaikkan kolesterol serta memperlambat perkembangan arterioklerosis yang merupakan salah satu penyebab munculnya penyakit kardiovaskular.
     
Meski demikian Harmani menekankan agar perlunya deteksi sejak dini dengan cermat dan seksama menyangkut masalah tingginya kolesterol dalam tubuh. Pasalnya selain bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular juga bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke.
     
"Obat ini tergolong aman dikonsumsi dan efek samping hanya pegal-pegal. Tetapi alangkah baiknya kita melakukan pencegahan daripada mengobati penyakit membahayakan itu sebab mengobati tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit," ujar Harmani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com